BISNIS LOBSTER DI SIMEULUE: KERAGAAN PERDAGANGAN DAN KEBIJAKAN INOVASI BUDIDAYA
ABSTRACT: Lobster merupakan
salah satu komoditas penopang ekonomi rumah tangga perikanan di Simeulue.
Disparitas harga Lobster antara pusat produksi (Simeulue) dan pasar tujuan
(Jakarta) mendorong dinamika eksploitasi populasi Lobster di Simeulue. Manfaat
ekonomi dari dinamika eksploitasi Lobster yang diperoleh nelayan dan pedagang
pengumpul di Simeulue masing-masing masing-masing sekitar 19% dari total nilai
transaksi Rp. 914,1 Juta setiap bulan. Informasi utama bisnis Lobster diperoleh
dari hasil Survey pada bulan April 2016. Survey dilakukan pada 15 pedagang
pengumpul di Teupah Selatan dan 3 Pedagang Besar di Sinabang dan Teluk Dalam.
Informasi tambahan diperoleh dari diskusi dengan para pemangku kepentingan
sampai Bulan Oktober 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan: penangkapan
Lobster ukuran karapas < 8 Cm (< 2 Ons)
dan bertelur masih tetap ditemukan. Suplai Lobster asal Simeulue ke pasar tujuan sekitar 2,4 Ton per Bulan dan
kemampuan suplai itu terus menurun dari
Januari 2016 sampai Juli 2016. Oleh sebab itu diperlukan inovasi untuk
meningkatkan pasokan Lobster tersebut. Untuk mendapatkan Lobster Pedagang Besar
(antar pulau) di Simeulue membangun
Jaringan Sosial, agar bisnis Lobster
tetap berlanjut. Namun, keberlanjutan bisnis Lobster, tergatung pada kebijakan implementasi inovasi model sosial
entrepreneur dalam industri Lobster. Kebijakan tersebut pada dasarnya
untuk: mempercepat penggunaan teknologi baru (renovasi teknologi) budidaya
Lobster, menciptakan iklim usaha tentang pentingnya pemulihan stok Lobster
melalui asistensi bisnis. Model Sosial
Enterpreneur akan membantu mengembangkan kluster budidaya Lobster di perairan
Teluk Sibigo dan Teluk Dalam serta pada
sebagian perairan di Teupah Selatan.
KEYWORDS: Lobster; Simeulue;
Perdagangan; Kebijakan Inovasi; Sosial Enterpreneur
Penulis: Armen Zulham, Zahri
Nasution
Kode Jurnal: jpperikanandd160454