TELAAH ASPEK SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN POLITIK MASYARAKAT PETAMBAK GARAM

Abstract: Penelitian terhadap petambak garam telah dilakukan tahun 2011. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Cirebon (Jawa Barat), Pamekasan, Lamongan, Sumenep, (Jawa Timur) dan Nagakeo (Nusa Tenggara Timur). Metode penelitian menggunakan metode survai. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling terhadap petambak garam. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara desktiptif kualitatif untuk menjelaskan masing-masing kondisi petambak garam di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara sosial, kedudukan tertinggi dalam masyarakat petambak garam yaitu pemilik lahan, penyewa, dan terakhir yaitu penggarap. Secara ekonomi usaha tambak garam masih cukup menguntungkan dengan RC ratio > 1 yang terjadi hampir di seluruh lokasi penelitian, bahkan di Nagakeo mencapai nilai > 2 dikarenakan harga garam lebih tinggi. Budaya sangat berpengaruh dalam penggunaan teknologi dalam pembuatan garam. Pengetahuan terkait teknologi diperoleh secara turuntemurun selama puluhan tahun, sehingga adopsi teknologi dalam produksi garam membutuhkan pembuktian terlebih dahulu dari keunggulan teknologi yang disampaikan. Pendidikan politik petambak garam sudah cukup baik, tercermin dalam pendirian dan pengambilan keputusan Kelompok Usaha Garam (KUGAR) yang telah dilakukan. Pendapat sangat dihargai dan segala keputusan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Secara empiris, keempat aspek tersebut (sosial, ekonomi, budaya, dan politik) berpotensi sebagai faktorfaktor yang perlu diperhatikan khususnya dalam memformulasi kebijakan dan membangun strategi untuk pengembangan usaha garam rakyat ke depan.
Keywords: sosial; budaya; politik; ekonomi; petambak garam
Penulis: Yayan Hikmayani, Rizky Muhartono, Mei Dwi Erlina
Kode Jurnal: jpperikanandd120677

Artikel Terkait :