PEMODELAN SPASIAL RESILIENSI EKOSISTEM GUNUNGAPI MERAPI PASCA ERUPSI
Abstrak: Kemampuan ekosistem
hutan di wilayah gunungapi pasca erupsi dapat kembali berfungsi seperti sebelumnya
sangat dipengaruhi oleh resiliensi atau daya lentur/lembam ekosistem tersebut.
Resiliensi suatu ekosistem dalam studi ini didefinisikan sebagai kemampuan
ekosistem untuk bangkit kembali setelah guncangan/gangguan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memodelkan sebaran resiliensi spasial ekosistem hutan di
kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) lima tahun pasca erupsi dan
intervensi restorasi. Analisis dilakukan dengan pendekatan penginderaan jauh
multi temporal dan analisis spasial menggunakan sistem informasi geografis
untuk menggambarkan perubahan kondisi ekosistem gunungapi sebelum dan pasca erupsi
dan kegiatan restorasi. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa setelah lima tahun
pasca erupsi, telah terjadi transisi resiliensi/perbaikan ekosistem dari lahan
terbuka ke lahan dengan tutupan vegetasi berupa rumput, semak belukar, dan
hutan sekunder. Transisi resiliensi ini terjadi baik secara suksesi alami maupun
campur tangan manusia dalam bentuk tindakan restorasi. Salah satu catatan hasil
dari penelitian ini antara lain adalah keberhasilan kegiatan restorasi untuk
mengembalikan kondisi ekosistem seperti sebelum erupsi tidak selalu dapat
dideteksi dalam jangka lima tahun setelah erupsi.
Kata kunci: resiliensi
spasial, Gunungapi Merapi, penginderaan jauh, multi temporal, sistem informasi geografis
Penulis: EMMA SORAYA, WAHYU WARDHANA,
& RONGGO SADONO
Kode Jurnal: jpkehutanandd160232