KERAGAMAN GENETIK DAN SITUS POLIMORFIK TRENGGILING (Manis javanica Desmarest, 1822) DI PENANGKARAN
Abstrak: Trenggiling (Manis
javanica Desmarest, 1822) merupakan satwa yang terancam keberadaannya akibat
perburuan liar dan perdagangan ilegal, sehingga termasuk satwa dilindungi dan
terdaftar pada Appendix IICITES. Upaya penangkaran trenggiling telah dilakukan
oleh penangkar satwa di Medan, Sumatera Utara,menggunakan indukan dari alam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang variabilitasgenetik
dan hubungan kekerabatan populasi trenggiling di penangkaran tersebut untuk
mencegah perkawinansedarah. Metode yang digunakan adalah analisis sekuen D loop
mitokondria (mt) DNA melalui sampel darahKonsentrasi DNA dari 11 individu trenggiling berkisar antara
74,75-1013,25 ng/µl, memiliki delapanmacam haplotipe. Keragaman genetik ke-11
trenggiling sangat rendah (0,00337). Uji Tajima (D = -0,75298)dan uji Fu &
Li (0,19158) menunjukkan 11 individu dalam populasi tersebut telah terjadi
inbreeding dan berasal dari lokasi yang berdekatan, tetapi kedua nilai tersebut tidak signifikan
(P>0,10). Berdasarkan pohonfilogeni, perkawinan induk trenggiling dapat
diatur sebagai berikut: SIB-05/SIB-10 (♂) dapat dikawinkan dengan SIB-08/SIB09 (♀), SIB
01/SIB-07/SIB-03/SIB-06 (♂) dapat dikawinkan dengan SIB-04 (♀),sedangkan SIB-02
(♀) dapat dikawinkan dengan SIB-11 (♂), sehingga laju
inbreeding dapat ditekan dan keragaman genetiknya dapat dipertahankan.
Kata kunci: Trenggiling; mt
DNA; keragaman genetik; pohon filogeni
Penulis: Reny Sawitri, Mariana
Takandjandji
Kode Jurnal: jpkehutanandd140211