KARAKTERISTIK HUTAN RAKYAT POLA KEBUN CAMPURAN
Abstrak: Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik hutan rakyat dengan
pola kebun campuran atau sering disebut
hutan rakyat swadaya, yang dinilai lebih memenuhi aspek kelestarian produksi
dan pendapatan. Kajian ditinjau dari aspek teknis dan sosial ekonomi petani.
Hasil kajian menunjukkan kebun campuran saat ini masih dikelola secara tradisional.
Komposisi jenis tanaman yang ada bervariasi antar daerah, secara umum jenis
kayu yang dijumpai adalah sengon, mahoni, maesopsis sedangkan jenis buah-buahan
adalah durian, pete, dan melinjo. Di Pandeglang komposisi tanaman terdiri dari 38,45% kayu- kayuan, 49,88%
buah-buahan, dan 11,67% tumbuhan bawah. Sedangkan di Sukabumi terdiri dari
52,43% kayu-kayuan, 28,68% buah-buahan, dan 18,89% tumbuhan bawah. Penghasilan
dari kebun campuran ditentukan oleh perbandingan komposisi antara pohon
kayu-kayuan dengan buah-buahan dan bentuk hasil kayu yang dijual. Di Pandeglang
pendapatan dari kebun campuran sebesar Rp 2.477.323/ha/tahun (21,62% berasal
dari kayu). Sedangkan di Sukabumi sebesar Rp 3.973.039/ha/tahun (60,30% berasal
dari kayu). Hasil analisis vegetasi menunjukkan struktur vegetasi kebun campuran lebih sederhana dibandingkan
dengan struktur vegetasi di hutan alam, tetapi dari segi kerapatan pohon dan
penutupan tajuk mendekati ekosistem hutan alam. Dari segi keanekaragaman hayati
kebun campuran di Pandeglang lebih baik dibandingkan di Sukabumi. Kondisi
keanekaragaman kebun campuran di kedua lokasi untuk tingkat pohon dijumpai
28-39 jenis dan dari segi penutupan tajuk berkisar antara 96,4-246,3% sehingga
lebih baik dari segi manfaat ekologis. Upaya peningkatan produktivitas dapat
dilakukan dengan perbaikan teknis silvikultur/budidaya dan modifikasi pola
tanam.
Kata Kunci: Hutan rakyat;
kebun campuran; komposisi; vegetasi; pendapatan
Penulis: Asmanah Widiarti,
Sukaesih Prajadinata
Kode Jurnal: jpkehutanandd080094