KAJIAN TATA NIAGA KULIT PULAI ( ) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT HIPERTENSI (ANTIHIPERTENSI) DI PROPINSI JAWA TENGAH
Abstrak: Prospek kulit pulai
sebagai bahan baku obat hipertensi secara ekonomi sampai saat ini belum dapat
diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji besarnya efisensi
tataniaga kulit pulai sebagai bahan baku obat hipertensi di Jawa Tengah.
Penelitian dilakukan di Semarang, Solo, Cilacap, Wonogiri, Baturaden dan
Karanganyar dengan metode survey berupa wawancara dan pengambilan data sekunder
berupa studi pustaka, informasi dari instansi terkait dan internet. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rantai tata niaga kulit pulai di Jawa Tengah,
melibatkan 7 pelaku yaitu masyarakat pengumpul tanaman obat, pedagang
pengumpul, pedagang eceran, pedagang besar, industri rumah tangga, industri
jamu dan konsumen akhir. Pemasaran kulit terdiri dari 3 saluran yaitu saluran
1: masyarakat pengumpul-pedagang pengumpul-pedagang besar-industri
jamu-konsumen akhir; saluran 2: masyarakat pengumpul-pedagang pengecer-industri
rumah tangga-konsumen akhir; saluran 3: masyarakat pengumpul-pedagang
pengumpul-industri jamu-konsumen akhir. Dari ketiga saluran pemasaran tersebut,
saluran yang paling efisien adalah saluran kedua, dimana yang dihasilkan lebih
tinggi yaitu 80%, jika dibandingkan dengan saluran lainnya. Hal ini berarti
bahwa nilai keuntungan yang didapatkan masyarakat pengumpul tanaman obat sangat
tinggi. Namun mengingat dalam industri jamu kulit pulai hanya berfungsi sebagai
pelengkap saja (dibutuhkan dalam jumlah sedikit), maka kulit kayu pulai
diprediksi bukan merupakan bahan baku utama karena bahan aktif yang terkandung
di dalamnya masih dapat digantikan oleh bahan baku lain yang mempunyai bahan
aktif yang sama
Kata Kunci: Biopharmaca;
hypertension; marketing channel Kata kunci: Biofarmaka; hipertensi; tataniaga
Penulis: Rachman,Anita,Zuraida
Dan Effendi,Hafsari
Kode Jurnal: jpkehutanandd110098