KAJIAN TATA NIAGA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA BAGIAN BARAT
Abstrak: Kebutuhan kayu di
Pulau Jawa bagian barat khususnya Jawa Barat, DKI. Jakarta dan Banten, saat ini
diperoleh dari hutan rakyat (HR), Hutan Tanaman Industri (HTI) dan HutanAlam
(HA). Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi mengalami
penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat diandalkan, maka hutan
rakyat diharapkan dapat berperan penting sebagai pemasok kayu baik untuk
kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor. Peredaran kayu rakyat di pulau
Jawa bagian barat, masih belum dapat diketahui sehingga dilakukan kajian
mengenai tata niaga peredaran kayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengkaji rantai tata niaga dan distribusi pemasaran kayu rakyat di bagian barat
Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Penelitian ini
dilaksanakan selama satu tahun mulai bulan Juli sampai dengan November 2009 di
Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
rantai tata niaga kayu rakyatdi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten terdiri dari
6 (enam) saluran yaitu: 1) Petani-konsumen akhir; 2) Petani-pedagang
perantara-konsumen akhir,3) Petani-pedagang perantara-industr ipengolahan
kayu4) Petani-industri penggergajian-pedagang kayu-industri pengolahan kayu
konsumen akhir, 5) Petani-pedagang perantara-pedagang kayu industri pengolahan
kayu-konsumen akhir. Kayu yang diperdagangkan adalah kayu akasia, afrika,
mahoni, jati, sengon, gmelina dan kayu durian, sedangkan berdasarkan hasil
perhitungan marjin pemasaran, dari ke lima saluran tersebut saluran yang
memiliki distribusi margin keuntungan paling besar adalah saluran satu. Kondisi
tersebut terjadi karena saluran satu merupakan saluran terpendek dan petani
langsung menjual kayu kekonsumen akhir tanpa melalui perantara.
Kata Kunci: Distribusi; kayu
rakyat; marjin tata niaga
Penulis: Rachman Effendi
Kode Jurnal: jpkehutanandd110092