Tanggapan Padi Lokal (Oryza sativa L.) Melati Menoreh terhadap Sistem Budidaya Semi Organik dan Organik dengan Jarak Tanam Berbeda di Kalibawang, Kulon Progo
Abstract: Kebutuhan beras
setiap tahun semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Meningkatnya permintaan kebutuhan beras tersebut tidak diimbangi dengan
produksi beras di dalam negeri, sehingga untuk pemenuhannya dilakukan impor
beras. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan beras, diperlukan
varietas dan lingkungan yang mendukung untuk kegiatan budidaya. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari tanggapan padi Melati Menoreh yang ditanam secara
semi organik dan organik dengan jarak tanam berbeda, serta menentukan jarak
tanam yang tepat untuk masing-masing cara budidaya. Penelitian dilaksanakan di
Desa Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta pada bulan Februari-Agustus
2016. Penelitian disusun dalam rancangan multilokasi (oversite) dua faktor
dengan lima petak petani sebgai ulangan. Faktor pertama sistem budidaya yang
terdiri dari 2 aras, yaitu semi organik dan organik. Faktor kedua jarak tanam
yang terdiri dari 2 aras, yaitu 20
cm x 40 cm dan 25 cm x 40 cm. Perubahan sistem budidaya dari semi organik
menjadi organik menyebabkan penurunan kadar klorofil total, pertumbuhan, dan
kadar amilosa beras yang menyebabkan beras pulen, serta hasil gabah kering
panen yang tidak berbeda, yaitu 7,31 ton/ha pada semi organik dan 7,71 ton/ha
pada organik. Tetapi pergantian sistem budidaya tersebut dapat meningkatkan
bobot beras yaitu dari 3,46 ton/ha menjadi 4,05 ton/ha. Jarak tanam yang lebih
lebar dapat meningkatkan kadar klorofil total dan kadar amilosa beras yang
menyebabkan beras pera, serta meningkatkan bobot beras di mana pada jarak tanam
25 cm x 40 cm menghasilkan 4,32 ton/ha, sedangkan jarak tanam 20 cm x 40 cm
menghasilkan 3,19 ton/ha.
Penulis: Reni Afiat
Kode Jurnal: jppertaniandd170030