KONTRIBUSI PENYULUH AGAMA DALAM MEMINIMALISASI BUNUH DIRI
ABSTRACT: Bunuh diri merupakan
tindakan (oleh dan pada diri) untuk mengakhiri hidup dengan berbagai cara, motif, dan faktor. Naskah ini bersumber dari enam pemberitaan koran yang ‘tersadap’ penulis
dengan teknik kliping selama tahun 2007. Dari harian Kompas 33
pemberitaan, Jawa Pos 66, Suara Merdeka
12, Republika 7, Wawasan dan Malang Pos sekali pemberitaan. Pemberitaan
terbanyak pada harian JP 66 kali, ditemukan 96 kasus bunuh diri dalam negeri, 9
kasus bunuh diri di luar negeri, dan 13 kasus bom bunuh diri di luar negeri.
Jadi total pemberitaan bunuh diri dari dalam dan luar negeri 118 kasus. Hasil
temuan berupa bentuk, teknik dan motif, jenis kelamin dan usia, strategi dan
piranti, waktu, dan penemu/penolong bunuh diri. Data tersebut, idealnya seorang
penyuluh memahami pertama, tiga fungsinya yakni informatif dan edukatif,
konsultatif, dan advokatif. Kedua, memahami metode penyuluhan dari aspek enam M
yakni man, matter, media, market, money, dan methode. Adapun cara yang
dilakukan penyuluh agama dalam
menyumbangkan karyanya untuk
meminimalisasi terjadinya bunuh diri dengan menjaring klien yang mengidap
’penyakit’ agar diluruskan dengan data riil bahwa bunuh diri berdampak
buruk, terutama bagi keluarga atau
lingkungan yang ditinggalkannya. Dengan suntikan pesan agamalah usaha menjaring
pada klien (yang berinisiatif atau tidak) agar tidak melakukan bunuh diri.
Penulis: Moh. Rosyid
Kode Jurnal: jpbkdd140405