STUDI ETNIK TANAMAN OBAT TRADISIONAL BUTON
ABSTRACT: Penggunaan tumbuhan
atau organnya sebagai obat tradisional oleh komunitas etnis Buton bertahan dan
turun temurun dari generasi ke generasi. Penelitian kegunaan tumbuhan dalam
obat tradisional oleh Etnis Buton Keknauwe dilakukan di Desa Barangka,
Kamelanta, Lawela Selatan, Pogalampa, Watiginanda, Kaongkeongkea, Lontoi,
Lapara, Biwinapada, dan Karae. Metode penelitian merupakan survei eksploratif
dengan interview dan pengamatan langsung di lapangan. Subjek merupakan dukun
atau tabib yang berjumlah 11 orang yang diwariskan cara pengambilan tumbuhan
atau oragannya untuk obat tradisional. Pengumpulan organ tumbuhan obat terdiri
dari: (1) daun dikumpulkan selama musim perbungaan dan sebelum buah ranum, (2)
batang dan ritidoma dikumpulkan setelah pertumbuhan batang yang sempurna, (3)
hasil dikumpulkan sebelum atau setelah musim berbunga, (4) buah dipetik saat
matang, (5) biji dikumpulkan sebelum buah matang, dan (6) akar (Radix), rimpang
(rhizome), umbi (tuber) dikumpulkan selama tumbuh. Hasil tercatat 78 spesies,
75 Genera, dan 49 familitumbuhan yang digunakan komunitas Etnis Buton sebagai
komposisi obat tradisional. Umumnya jenis tumbuhan merupakan 22 spesies
tumbuhan liar kecuali ditanam atau dipelihara sebagai tumbuhan dapur. Tumbuhan
yang digunakan yaitu daun sebanyak 44 spesies, 6 spesies akar dan umbi, 14
spesies kulit dan batang, 8 macam yang digunakan seluruhnya (herba), 12 macam
digunakan buah dan bijinya, 2 macam bunga yang digunakan, dan 2 macam resin
yang digunakan. Dalam penggunaannya tumbuhan obat digunakan untuk mengobati 59
macam penyakit. Penggunaan tumbuhan jenis lain, diproses sendiri atau dicampur
organ tumbuhan lainnya. Ada 9 spesies tumbuhan dalam penggunaannya sebagai
herba obat dicampur dengan organ tumbuhan lain contoh tumbuhan wou(Garuga
floribunda Decne), kumis kucing (Orthosipon spictus BBS), nipa (Nypa fruticans
Wurmb), tolise (Terminalia catappa L.), fafa (Vitex cofassus Reinw. Ex Blume),
rabundalili (Euphorbia tirucalli L.), kaai'ai (Phyllanthus niruri L.), wua
(Areca catechu L.), and katimboka (Drynaria sparsisora Moore).
Penulis: Jahidin, La Maronta
Galib, Muzuni, Damhuri
Kode Jurnal: jpkimiadd140768