KEBIJAKAN SEKOLAH INKLUSI DALAM PENGELOLAAN KELAS BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD N LOGANDENG GUNUNG KIDUL
ABSTRAK: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kebijakan sekolah inklusi dalam mengatasi
permasalahan mengenai tidak tersedianya guru pendamping khusus bagianak
berkebutuhan khusus di SD N Logandeng, Playen, Gunung Kidul. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan subyek penelitian Kepala Sekolah dan
tiga orang guru (dua wali kelas dan satu guru mata pelajaran umum). Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Setting penelitian yaitu di SD N Logandeng, Playen, Gunung Kidul,
Yogyakarta. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis
menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi atau penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Sekolah memiliki kebijakan
khusus dalam pelayanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus dengan
penyampaian materi pembelajaran yang lebih mendalam dan secara langsung kepada
setiap anak berkebutuhan khusus oleh guru, (2) tidak adanya guru pendamping
khusus memberikan dampak positif yaitu kondisi pembelajaran di kelas tetap
berjalan dengan metode klasikal, dengan cara penyampaian oleh guru yang
menyeluruh bagi seluruh siswa sehingga pelajaran lebih terfokus pada satu guru
saja. Sedangkan dampak negatif yang muncul dirasa tidak berdampak besar bagi proses
belajar mengajar, hanya saja guru kelas atau guru mata pelajaran harus meluangkan
waktu yang lebih diluar jam pelajaran untuk mengajarkan mata pelajaran yang
diberikan khususnya bagi anak-ank berkebutuhan khusus. (3) Tidak tersedianya guru
pendamping khusus membuat sekolah harus memiliki kebijakan terkait proses pembelajaran
khususnya anak berkebutuhan khusus yaitu dengan menyamakan KKM bagi ABK, ABK
tidak tinggal kelas, ABK diperbolehkan tidak mengikuti UN, serta tidak membedakan
antara siswa normal dengan ABK. Selain kerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan,
sekolah tetap memiliki cara dalam mengatasi masalah tersebut dengan kerjasama
internal antar warga sekolah yakni kepala sekolah dan para guru baik wali kelas
maupun guru mata pelajaran dengan memperhatikan anak berkebutuhan khusus agar
dapat berkembang selayaknya siswa normal lainya, khususnya pada pemahaman materi
pelajaran.
Penulis: Oktaviana Listya W
Kode Jurnal: jppendidikandd131483