HUBUNGAN PELATIHAN VOKASIONAL DENGAN KEMANDIRIAN DIFABEL DI YAYASAN PENYANDANG DISABILITAS NAEEMA KABUPATEN TRENGGALEK
Abstract: Difabel adalah orang
yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya
dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif
berdasarkan kesamaan hak (UU RI Nomor 19 Tahun 2011). Berdasarkan data sensus
penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menunjukkan bahwa
Penyandang Difabel di wilayah Jawa Timur sebesar 31.183.083 jiwa terdiri dari
tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, dan tuna wicara. Sedangkan di
kabupaten Trenggalek penyandang difabel sebesar 574.289 jiwa dengan kategori
difabel yang sama.Menurut hasil sensus data BPS Kabupaten Trenggalek dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2015 terdapat 5.011 jumlah difabel di kabupaten
Trenggalek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya program
yang mampu membantu difabel terutama bagi Pendidikan Non Formal melalui Pelatihan
Vokasional guna mampu membekali difabel untuk hidup lebih mandiri dan tidak
dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Dan untuk memberdayakan atau membantu
keberlangsungan pelatihan vokasional bagi difabel maka perlu adanya wadah
sosial yang menampung mereka. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul
“Hubungan Pelatihan Vokasional dengan Kemandirian Difabel di Yayasan Penyandang
Disabilitas Naeema Kabupaten Trenggalek”.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara pelatihan vokasional dengan kemandirian difabel di Yayasan
Penyandang Disabilitas Naeema Kabupaten Trenggalek. Metode penelitian ini
adalah kuantitatif korelasional. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik kuesioner/angket digunakan untuk
memperoleh data kuantitatif tentang hubungan pelatihan vokasional dengan
kemandirian difabel, teknik observasi digunakan untuk memperoleh data/informasi
yang selengkap-lengkapnya sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan,
sedangkanteknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data pelengkap dan
foto kegiatan yang ada di Yayasan Penyandang Disabilitas Naeema Kabupaten
Trenggalek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik, hubungan antara
pelatihan vokasional dengan kemandirian difabel diperoleh dari analisis hasil
korelasi bernilai kuat yaitu sebesar 0,768 dengan nilai r hitung yang lebih
besar daripada r tabel sebesar 0,361 maka (0,768 > 0,361) dan dilihat dari
pedoman interpretasi koefisien korelasi maka nilai r-hitung sebesar 0.768berada
di interval koefisien korelasi antara (0,60 - 0,799) sehingga dapat dikatakan
Ha diterima dan Ho ditolak. Nilai korelasi yang bernilai Kuat tersebut
menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau berhubungan positif
antara pelatihan vokasional dengan kemandirian difabel di Yayasan Penyandang
Disabilitas Naeema Kabupaten Trenggalek, sehingga dapat dikatakan pula
pelatihan vokasional yang sesuai dengan kedifabelan para difabel mampu membuat
hidup difabel lebih terampil dan juga mandiri.
Penulis: ASTRID VINDIARI
Kode Jurnal: jppendidikandd160588