MAKNA INTERAKSI SIMBOLIK DALAM PROSES UPACARA PERNIKAHAN SUKU BUTON LAPANDEWA KAINDEA DI SAMARINDA
ABSTRAK: Kebudayaan yang ada
dalam suatu daerah berbeda-beda. Baik dari segi kebudayaannya sendiri dan
simbol-simbol yang digunakan dalam berinteraksi dan berkomunikasipun
berbeda-beda. Seperti dalam budaya pernikahan adat dan budaya yang digunakan
pun berbeda-beda. Komunikasi juga mempunyai pengaruh yang sangat erat kaitannya
dengan kebudayaan terutama dalam budaya pernikahan khususnya pernikahan
tradisional/adat. Komunikasi merupakan sarana dalam berinteraksi sebagai suatu
usaha atau kegiatan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain.
Berdasarkan sifatnya lingkup komunikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu
komunikasi verbal yang berupa bahasa dan komunikasi nonverbal sebagai subtitusi
pesan verbal, pelengkap pesan verbal, dan sebagai aksentuasi pesan verbal.
Dalam komunikasi juga memiliki beberapa fungsi diantaranya komunikasi
ritual yang berkaitan dengan ritual-ritual yang dilakukan oleh manusia
sehari-hari seperti upacara pernikahan dan sebagainya. Sehingga fokus
kebudayaan yang akan diteliti adalah komponen dari kebudayaan yaitu sistem
kepercayaan khususnya budaya pernikahan tradisional karena sering orang tidak
mengetahui mengapa pernikahan tradisional tersebut dilakukan serta interaksi
simbolik yang digunakan dalam upacara pernikahan. Dan fungsi komunikasi yang
ada dalam suatu acara ritual pernikahan.
Dalam proses pernikahan suku buton lapandewa kaindea dalam berinteraksi
banyak menggunakan simbol atau lambang. Banyak orang tidak mengerti makna dan
maksud oleh komunitas lain. Seperti yang menikah berbeda suku. Sebelum kedua
mempelai menikah secara hukum dan agama kedua mempelai tersebut akan dinikahkan
secara adat. Makanan yang harus dimakan setelah menikah secara adat yaitu ketan
dan ayam kare. Ketan dan ayam kare mempunyai arti tertentu dalam simbol
pernikahan suku buton.
Penulis: Ririn Indriani
Kode Jurnal: jpkomunikasidd160144