PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR-SOLO
ABSTRACT: Jalan tol Solo –
Kertosono merupakan salah satu bagian jalan tol Trans Jawa yang saat inimasih
dalam tahap pembangunan. Pembangunan jalan tol ini menggunakan perkerasan kaku
(rigid pavement). Perkerasan kaku adalahperkerasan yang menggunakan semen
sebagai bahan ikat sehingga
mempunyaitingkat kekakuan yang relatif
cukup tinggi.
Penelitian ini dilakukan karena adanya beberapa hambatan yang terjadi
mengakibatkan tertundanya perkerjaan pembangunan hingga saat ini (2015) yang
awalnya dijadwalkan selesai pada tahun 2014. Penundaaan pekerjaan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan data lapangan, terutama data lalu lintas
harian, yang menyebabkan perubahan pada desain perencanaan. Hasil analisa tebal
perkerasan yang baru nantinya dapat digunakan sebagai data pembanding dan dapat
digunakan sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Perencanaan perkerasan kaku pada ruas tol Karanganyar-Solo dianalisa
berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2013, berbeda dari hasil
analisa sebelumnya yang diketahui masih memakai Metode Bina Marga tahun 2002
yang merupakan metode analisa lama. Maka diharapkan hasilnya dapat menjadi
pembanding dan saran alternatif untuk instansi terkait karena tertundanya
proyek dapat menyebabkan terjadinya perubahan data analisa desain terutama pada
data jumlah lalu lintas. Selain berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan
Tahun 2013, digunakan Metode AASHTO 1993 sebagai pembanding hasil perencanaan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perencanaan perkerasan
kaku (rigid pavement) menggunakan jenisperkerasan beton semen bersambung tanpa
tulangan.Struktur perkerasan beton direncanakan dengan menggunakan ketebalan
300 mm atau 30,0 cm, disesuaikan dengan perhitungan perencanaantebal perkerasan
dengan menggunakan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013. Sedangkan untuk
pondasi bawahmenggunakan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 15 cm.
Lebar pelat sebesar 2 x 3,6 m per lajur dengan panjang 5 m. Sambungan susut
dipasang setiap jarak 5 m dengan diameter 36 mm, panjang 45 cm, dan jarak antar
dowel 30 cm. Batang pengikat (tiebar) digunakan baja ulir dengan diameter 16
mm, panjang 70 cm, dan jarak antar batang pengikat 75 cm. Berdasarkan Metode
AASHTO didapatkan hasil tebal pelat beton 28 cm dengan menggunakan Lapis
Pondasi LMC (Lean-Mix Concrete) 10 cm dan juga Lapis pondasi Agregat Kelas A 15
cm.
Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan perbedaan metode yang digunakan
serta semakin bertambahnya volume lalu lintas tiap tahunnya selama masa
tertundanya pembangunan proyek. Sehingga analisis proyek yang dibuat pada tahun
2010 tentunya akan berbeda dengan analisis yang dibuat pada tahun 2015.
Penulis: Achmad Miraj
Ridwansyah, Yonandika Pandu Putranto, Ludfi Djakfar, Rahayu K
Kode Jurnal: jptsipildd160182