PERUBAHAN STATUS KASULTANAN YOGYAKARTA MENJADI DAERAH ISTIMEWA TAHUN 1950-1959

Abstrak: Yogyakarta mempunyai  keunikan  yang  berbeda  dengan  daerah  lainnya  di  Indonesia.  Peranan  Yogyakarta sebagai pusat kegiatan perjuangan pergerakan nasional dan semangat perjuangan rakyat di bawah pimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII memiliki nilai keistimewaan tersendiri, diantaranya: Yogyakarta pernah menjadi  Ibukota/pusat  pemerintahan  Indonesia,  peristiwa  Serangan  Umum  1  Maret  1949  dan  Yogyakarta  sebagai daerah  swapraja  yang  satu-satunya  menyatakan  bergabung  dengan  Republik  Indonesia.  Rumusan  masalah  dalam penelitian  ini  adalah:  Mengapa  Kasultanan  Yogyakarta  berubah  menjadi  DIY?.  Bagaimanakah  struktur  peralihan pemerintahan  Kasultanan  Yogyakarta  menjadi  DIY?.  Metode  penelitan  yang  digunakan  adalah  metode  penelitian sejarah dengan tahap  yang pertama adalah  heuristik  untuk menemukan sumber-sumber sejarah yang diperlukan sesuai dengan  topik  yang  akan  diteliti.  Kedua  adalah  kritik  sebagai  tahap  pengujian  terhadap  sumber-sumber  yang  telah ditemukan.  Ketiga  adalah  interpretasi  yaitu  mencari  hubungan  antara  fakta  yang  ditemukan,  dan  yang  terakhir  adalah historiografi  tahap  akhir  penulisan  sesuai  dengan  penulisan  sejarah  yang  benar.  Sejak  awal  kemerdekaan  Sri  Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dengan penuh kesadaran menyatakan menjadi bagian Republik Indonesia. Pada  tanggal  5  September  1945  Sri  Sultan  dan  Paku  Alam  secara  bersamaan  mengeluarkan  amanat  yang  menyatakan bahwa  Kasultanan  Yogyakarta  dan  daerah  Paku  Alaman  menyatakan  bagian  dari  Republik  Indonesia.  Amanat  ini didukung  oleh  piagam  penetapan  sebagai  Daerah  Istimewa  dari  Negara  Republik  Indonesia  oleh  Presiden  Republik Indonesia  kepada  Sri  Sultan  Hamengku  Buwono  IX  dan  Paku  Alam  VIII.  Berdasarkan  pasal  18  UUD  1945  yang mengakui  dan  menghormati  setiap  daerah  yang  bersifat  istimewa  mendorong  Yogyakarta  untuk  bergabung  dengan  RI dengan  syarat  tetap  mempertahankan  “susunan  asli”  pola  pemerintahannya.  Struktur  pemerintahan  pada  masa Kasultanan  Yogyakarta,  kekuasaan  tertinggi  berada  ditangan  Sultan  dan  dibantu  oleh  Pepatih  Dalem,  tetapi  setelah menjadi DIY Pepatih Dalem dihapuskan dan  dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) yang didasarkan pemilihan umum. 
Kata Kunci: Amanat, Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis: Dhinta Verdiana Marshativa, Septina Alrianingrum
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd130219

Artikel Terkait :