PERKEMBANGAN KESENIAN PAGUYUBAN WAYANG ORANG BHARATA DI JAKARTA TAHUN 1972-2012
Abstract: Wayang merupakan
salah satu warisan budaya di Indonesia yang wajib dilestarikan, dari beragam
jenis wayang terdapat wayang yang diperankan yaitu wayang orang. Eksistensi
wayang orang semakin menurun dari tahun ke tahun karena banyak generasi muda kurang mengapresiasi seni budaya ini,
maka perlu diadakan pelestarian melalui pengenalan budaya salah satunya dengan cara
mementaskan wayang orang. Salah satu komunitas yang berjasa melestarikan wayang
orang dan mementaskannya yaitu paguyuban wayang orang Bharata di Jakarta.
Masalah dalam penelitian ini yaitu, 1) bagaimana latar belakang
terbentuknya wayang orang Bharata, 2) bagaimana perkembangannya sejak berdiri
pada tahun 1972 sampai sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memaparkan pembentukan paguyuban kesenian wayang orang Bharata serta
perkembangan yang terjadi sekitar tahun 1972-2012. Metode penelitian melalui
pendekatan deskriptif historis yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu
heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber utama yang dipakai
dalam penelitian ini diantaranya ialah wawancara narasumber dan mengamati
pertunjukan saat dipentaskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan paguyuban wayang orang
Bharata merupakan inisiatif dari seorang yang mencintai seni budaya Indonesia
yang bernama Bapak Djatuk Djayakusuma, beliau prihatin akan keberlangsungan
seni budaya Indonesia terutama wayang orang. Selain itu, paguyuban wayang orang
Bharata dibentuk sebagai pengganti dari paguyuban wayang orang sebelumnya
yakni, wayang orang Panca Murti. Perkembangan paguyuban wayang orang Bharata
nampak berjalan di tempat, bahkan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut
terbukti dengan terjadinya kekosongan kegiatan sebanyak dua kali, yakni pada
tahun 1991-1992 karena renovasi gedung dan tahun 1999-2005 karena negara ini
mengalami reformasi. Prestasi yang pernah diraih oleh paguyuban wayang orang
Bharata yakni dengan melakukan berbagai misi kebudayaan diantaranya ke Jerman
tahun 1985, ke Turki, pada tahun 1992, Belanda tahun 1999, dan misi di
Australia mengatasnamakan Wayang Orang Indonesia Pusaka tanggal 18 Desember
2010 di Sydney Opera House diprakarsai oleh Bapak Djaja Suprana, kemudian di
Perancis mengadakan pementasan di gedung UNESCO dalam rangka pengenalan wayang
orang.
Penulis: MEITA RINI
ISMALASARI, SUPARWOTO
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd140301