INDIGENOUS KONSELING (STUDI PEMIKIRAN KEARIFAN LOKAL KI AGENG SURYOMENTARAM DALAM KAWRUH JIWA)
Abstrak: Tujuan utama
dalam penulisan ini
adalah untuk merumuskan
konsep indigenous konseling
yang didasarkan pada kearifan
lokal budaya Jawa.
Secara khusus, tujuan
penelitian ini adalah
sebagai berikut: a) Mendiskripsikan dan
menganalisis pemikiran Ki
Ageng Suryomentaram tentang
Kawruh Jiwa, b) Mengetahui dan menganalisis relevansi nilai nilai
konseling dalam pemikiran Ki Ageng
Suryomentaram dengan Konseling.
Suryomentaram menggambarkan manusia
tanpa ciri sebagai sosok yang
mampu menempatkan setiap persoalan dalam tempatnya melalui laku mawas diri. Mawas
diri adalah sikap
tidak merasa benar
sendiri. Menjadi manusia
tanpa ciri itu
juga berarti mengembangkan catatan-catatan yang berdasarkan laku rasa,
bukan berdasarkan laku pikir semata.
Dengan memahami pemikiran
Suryomentaram yang mengajarkan
bahwa keinginan manusia itu
“mulur-mungkret”, maka seorang konselor bisa menjadi pendamping bagi klien
untuk membantu klien agar dapat mengatasi masalah yang dihadapi. Karena tidak ada kesenangan yang terus menerus
dan tidak ada
kesedihan yang abadi.
Pemikiran Suryomentaram ini
menunjukkan bahwa membantu penyelesaian
suatu masalah tidak
harus dengan menggunakan
pemikiran-pemikiran barat.
Penulis: Uswatun Marhamah, Ali
Murtadlo, Awalya
Kode Jurnal: jpbkdd150230