Penambahan Air Kapur dan Bayam pada Pakan untuk Mempersingkat Durasi Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Jantan

ABSTRAK: Salah satu teknologi untuk produksi kepiting bakau lunak adalah dengan menggunakan ekstrak bayam. Bayam mengandung fitoekdisteroid yang dikenal sebagai hormon  moulting pada kepiting. Sintesis ekdisteroid merupakan proses yang membutuhkan keberadaan Ca2+  sebagai  trigger. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh  penambahan berbagai konsentrasi air kapur  dan bayam pada pakan terhadap durasi  moulting,  serta mendapatkan kombinasi konsentrasi air kapur  dan bayam yang menghasilkan durasi  moulting tersingkat pada kepiting bakau  (Scylla serrata)  jantan. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial yang terdiri dari faktor I: 5 level konsentrasi air kapur (0, 2, 3, 4, dan 5 ml) dan faktor II: 5 level konsentrasi bayam (0, 10, 20,  30, dan 40 g) dengan tiga kali ulangan.  Data diuji menggunakan uji Friedman. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa penambahan  kombinasi  air kapur dan bayam dengan berbagai konsentrasi pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap  durasi   moulting  kepiting uji. Durasi moulting paling singkat didapatkan pada formula A4B40, yaitu perlakuan dengan penambahan 4 ml air kapur dan 40 g bayam pada pakan dengan  rata-rata  20 hari.
Kata kunci: ekdisteroid; air kapur; Ca2+ ; bayam; durasi “moulting”; kepiting bakau (Scylla serrata)
Penulis: Andika D.A. Prasetyo, Dyah Hariani, Nur Kuswanti
Kode Jurnal: jpbiologidd130550

Artikel Terkait :