POLITIK PENGAKUAN PEREMPUAN DENGAN DISABILITAS PASCA BENCANA GEMPA DI YOGYAKARTA

Abstrak: Penelitian  ini  merupakan  studi  awal  mengenai  politik  pengakuan  perempuan  dengan disabilitas pasca bencana gempa 2006 di Kabupaten Bantul dan Klaten, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dalam studi awal ini ditemukan adanya transformasi gerakan disabilitas pasca  bencana  di  kedua  daerah  tersebut.  Penulis  ingin  menggarisbawahi  bahwa  peran perempuan  dengan  disabilitas  baru  bisa  mendorong  adanya  transformasi  gerakan perempuan dengan disabilitas. Perubahan tersebut bisa dilihat dari berbagai sisi dimana sebelum  gempa  terjadi,  wacana  perempuan  dengan  disabilitas  hanya  dilihat  sebagai tragedi personal dimana persoalan disabilitas dilihat sebagai masalah individu sehingga pendekatan  yang  dipakai  untuk  menangani  kelompok  mereka  hanya  sebatas  charity, pemberian  pelatihan-pelatihan  yang  sifatnya  klinis  dengan  tujuan  supaya  mereka  bisa kembali  seperti  orang  normal  dan  punya  kemandirian  hidup.  Setelah  gempa,  muncul banyak DPO (Disabled People Organization) dan perkumpulan yang menjadi organisasi bagi para penyandang disabilitas tidak hanya mereka yang menjadi korban gempa, tetapi juga penyandang disabilitas lama bukan karena gempa yang selama ini disembunyikan oleh keluarganya dan terpinggirkan dalam pergaulan sosial. Mereka muncul untuk coming out dan memberi pelajaran bagi masyarakat bahwa perbedaan merupakan hal yang biasa dan proyek normalisasi merupakan sesuatu yang berhak untuk ditolak jika tidak diinginkan oleh  mereka.  Bahkan  mereka  juga  sudah  mampu  untuk  mengkounter  wacana  gerakan perempuan mainstream bahwa mereka juga berhak untuk diakomodasi kepentingannya, dimana  perempuan  dengan  disabilitas  mempunyai  hak  yang  sama  dengan  perempuan lainnya  secara  universal.  Studi  preliminari  yang  dilakukan  dengan  metode  penelitian kualitatif  dengan  pendekatan  etnografi  ini  merupakan  studi  preliminary  yang  masih berproses dengan penelitian selanjutnya.
Kata kunci: perempuan dengan disabilitas, gempa bumi, politik pengakuan, DPO (Disabled People Organization), model individual dan model sosial disabilitas
Penulis: Fina Itriyati dan Desintha Dwi Asriani
Kode Jurnal: jpsosiologidd120257

Artikel Terkait :