DANGDUT DAN KONFLIK SOSIAL

Abstrak: Keberadaan pagelaran musik dangdut di daerah Kabupaten Lamongan sudah dianggap tidak asing lagi bagi warga Lamongan sendiri. Hampir setiap acara peringatan, mulai dari peringatan hari besar Nasional, hajatan warga, sampai pada acara pelepasan murid sekolah selalu menghadirkan acara pagelaran musik yang bernuansa dangdut. Kondisi seperti ini membawa dampak yang positif dan negatif bagi warga Lamongan. Dampak positif dari adanya pagelaran musik dangdut, masyarakat setempat khususnya para pecinta musik dangdut merasa terhibur terlepas dari penat karena pekerjaan sehari-hari. Namun dampak negatif yang muncul akibat pagelaran musik dangdut juga tidak tanggung-tanggung. Dampak tersebut telah membawa masyarakat pecinta musik dangdut ke ranah konflik yang berkepanjangan hingga sulit tercetuskan sebuah solusi. Dari pijakan itulah ada ketertarikan peneliti untuk mengkaji fenomena tersebut dengan fokus permasalahan yakni mencari motif sebab dan motif tujuan dari konflik yang terjadi antar kelompok pecinta musik dangdut di Kabupaten Lamongan dan bagaimana bentuk-bentuk konflik yang terjadi antar kelompok pecinta musik dangdut di Kabupaten Lamongan. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah fenomenologi dari Alfred Schutz yang bertujuan untuk menggali informasi tentang bagaimana motif sebab dan motif tujuan serta bentuk-bentuk dari konflik yang terjadi antar kelompok pecinta musik dangdut tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekantan fenomenologi. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lamongan lebih tepatnya di Desa Wangunrejo Kecamatan Turi dan Desa Turi Kecamatan Turi. Subjek penelitian ini adalah anggota dari masing-masing kelompok baik dari kelompok Karak maupun kelompok Kreaturs. Informan dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik snow ball. Yakni, menanyakan kepada subyek siapa saja yang menjadi teman terdekatnya, kemudian kepada tema-teman terdekatnya itu di tanyakan  lagi siapa teman terdekatnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, data sekunder diperoleh dari penelitian- penelitian sebelumnya sejenis dan buku. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan temuan data dan analis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang melatar belakangi timbulnya  konflik antar kedua kelompok tersebut terbagi menjadi dua konsep yakni Because motif (motif sebab) dan in order to motif (motif tujuan). Adapun yang menjadi penyebab diantaranya : 1. Adanya sikap tidak terima atas pemukulan terhadap anggota kelompok. 2. Adanya dendam pribadi yang memunculkan dendam kelompok, 3. Akibat dari sikap saling mencari gara-gara. Selain itu juga terdapat aspek tujuan diantaranya : 1. Terwujudnya solidaritas kelompok (balas dendam), 2. Mewujudkan sebuah pengakuan “kelompok terkuat”. Bentuk-bentuk konflik masyarakat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Konflik tertutup berupa aksi penggunjingan, saling mengumpat dan saling mengejek sedangkan konflik terbuka berupa aksi pemukulan dan saling melempar batu (tawuran).
Kata Kunci: Konflik, Dendam, Kelompok
Penulis: RIZKY NUR ABDILLAH, MOCHAMAD ARIF AFFANDI
Kode Jurnal: jpsosiologidd140507

Artikel Terkait :