Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk
Abstrak: Lampu TL dapat
menyala dengan baik apabila dicatu (dipasang) pada sumber tegangan yang sesuai
dengan rating tegangan lampu TL tersebut, misal 220 volt, 50 Hz. Daerah
Pedesaan (di Indonesia) pada umumnya sumber tegangan (listrik) memiliki
regulasi tegangan yang buruk. Buruknya regulasi tegangan pedesaan mengakibatkan
lampu TL sulit bahkan tidak dapat menyala. Lampu TL sebagai sumber penerangan
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan lampu pijar. Kehadiran trafo ballast
pada lampu TL adalah merugikan. Trafo ballast berfungsi hanya pada saat start,
setelah lampu TL menyala kehadiran trafo ballast mengakibatkan faktor
dayamenjadi rendah dan trafo ballast sendiri menyerap daya aktif. Menghilangkan
ballast elektromagnetik dan menggantikandengan proses switching pada lampu TL
menghasilkan perbaikan faktor daya sekaligus lampu TL dapat menyala pada catu
daya dengan regulasi tegangan yang sangat buruk. Frekuensi switching yang tinggi
menghasilkan ukuran induktoryang kecil. Induktor dipergunakan pada proses
switching untuk menghasilkan tegangan transient yang cukup untuk menyalakan
lampu TL. Frekuensi Switching 800 Hz pada lampu TL sebagai penganti trafo
ballast menghasilkan faktor daya0,86 leading. Jika lampu TL mempergunakan trafo
ballast maka faktor daya lampu TL tersebut 0,4 lagging. Lampu TL yang
mempergunakan trafo ballast tidak dapat menyala pada kondisi tegangan 160 volt
tetapi switching dengan frekuensi lebih besar dari 800 Hz menghasilkan lampu TL
dapat menyala dengan sempurna pada kondisi tegangan 160 volt.
Penulis: Supriono, I Nyoman
Wahyu Satiawan
Kode Jurnal: jptlisetrodd050040