PEMURNIAN GARAM DENGAN METODE HIDROEKSTRAKSI BATCH
ABSTRACT: Garam merupakan
salah satu komoditi besar Indonesia.Garis pantai perairan Indonesia dapat
menjadi salah satu modal untuk memproduksi garam dalam jumlah besar untuk
memenuhi kebutuhan garam nasional. Namun, kualitas garam industri di Indonesia
masih menjadi kendala, sehingga kebutuhan garam industri masih mengandalkan
garam impor, terutama dari Australia. Pengembangan teknologi pemurnian di
Indonesia sendiri masih menggunakan bahan pengendap, dimana proses ini
membutuhkan energi yang cukup besar dan hasilnya pun masih belum dapat memenuhi
SNI. Penelitian ini bertujuan untuk mencari teknologi pemurnian garam yang
dapat dilakukan dengan proses yang sederhana. Pemurnian garam dilakukan dengan
proses hidroekstraksi secara batch, dimana kristal garam K2 berukuran kasar,
-20+30 mesh, dan -10+20 mesh dicuci menggunakan larutan garam jenuh dengan F:S
divariasikan 1:10, 1:20, dan 1:40. Proses ekstraksi dilakukan selama 10, 30,
dan 60 menit. Kualitas garam hasil pemurnian ditentukan berdasarkan analisis
kadar NaCl, Ca2+, dan Mg2+. Kadar NaCl tertinggi 98,34% diperoleh pada proses
menggunakan kristal garam berukuran -20+30 mesh, F:S = 1:20, dan waktu
ekstraksi selama 30 menit. Proses hidroekstraksi batch dapat menurunkan 78,21%
Ca2+ dan 76,09% Mg2+.
Penulis: Angela Martina, Judy
Retti Witono
Kode Jurnal: jptindustridd150141