PERLINDUNGAN KONSTITUSIONAL TERHADAP KEBEBASAN BERAGAMA DALAM KAITANNYA DENGAN KEBERADAAN JAMAAH AHMADIYAH INDONESIA

ABSTRAK: Latar  belakang  skripsi  ini  adalah  kontroversi  keberadaan  Ahmadiyah  yang mengaku  Islam  namun  menyimpang  dari  ajaran  Islam  yang  mengaku  ada  nabi  setelah nabi Muhammad saw. Bentrokan tahun lalu  di Cikeusik Banten  kiranya  menjadi Puncak konflik  antara  umat  Islam  dengan  jamaah  maupun  pihak  pro  Ahmadiyah  Indonesia. Berbagai  macam  surat  keputusan  kepala  daerah  yang  melarang  segala  aktivitas Ahmadiyah  didaerahnya.  Jauh  sebelum  itu,  Pemerintah  (Menteri  Agama,  Jaksa  Agung, Dan  Menteri  dalam  Negeri)  telah  mengeluarkan  SKB  yang  intinya  adalah  pelarangan terhadap kegiatan Ahmadiyah.  Masalah  yang  akan  dibahas  dalam  skripsi  ini  adalah  Bagaimanakah  perlindungan konstitusional terhadap kebebasan beragama dalam kaitannya dengan keberadaan jamaah ahmadiyah Indonesia serta Bagaimanakah perlindungan Hukum Bagi Jamaah Ahmadiyah Indonesia. Tujuan  penelitian  ini  adalah  Untuk  menganalisis  sejauh  manakah  kebebasan beragama  yang  dijamin  oleh  Konstitusi  Indonesia  Untuk  mengetahui  status  dan perlindungan hukum bagi Jamaah Ahmadiyah Indonesia. Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis normatif.  Kesimpulan  dari  skripsi  ini  adalah  bahwa  Hubungan  antara  negara  dan  agama dalam  konteks  Pancasila  adalah  jelas  Pancasila  tidak  melepaskan  agama  dalam mengarungi  bahtera  perjalanan  negara,  namun  juga  tidak  menjadikan  agama  tertentu sebagai  landasan  bernegara,  artinya  tidak  islam  dan  tidak  agama  selain  islam  yang dijadikan  landasan  bernegara.  Kedudukan  agama  didalam  negara  indonesia  jelas pancasila  mengakui  akan  adanya  agama  dan  konstitusi  indonesia  sendiri  mencantumkan pasal  tentang  agama  didalamnya.  Kebebasan  beragama  dijamin  secara  konstitusional  di Indonesia  dan  merupakan  bagian  dari  pada  Hak  Asasi  Manusia.  Namun  kebebasan beragama  Di  Indonesia  sesuai  dengan  koridor  Pancasila,  tidaklah  berlaku  tanpa  batas, artinya  tetap  memiliki  batas  yakni  kebebasan  beragama  bagi  orang  lain.  Karena  tidak berlaku  secara  inheren  atau  tanpa  batas  itulah  ada  istilah  “Penistaan  Agama”.  Dan Penistaan  agama  ini  merupakan  pelanggaran  Hak  asasi  Manusia  baik  secara  hukum nasional maupun hukum internasional. Dalam hal ini negara berhak memberikan batasan terhadap  aktifitas suatu  kelompok agama jika telah  terbukti  melakukan penistaan agama dengan catatan pembatasan  yang dilakukan tersebut adalah Undang-Undang.
Saran  yang kami ajukan pada sripsi ini meliputi banyak  aspek, namun  yang  menjadi sorotan adalah, agar  masyarakat  Islam  tidak  main  hakim  sendiri  dalam  menyikapi  polemik  Ahmadiyah ini,  kepada  pemerintah  bahwa  pihak  yang  berwenang  dalam  pembentukan perundang-undangan  atau  keputusan-keputusan,  agar  memperhatikan  hirarkie aturan  perundang-undangan  yang  berlaku,  agar  tidak  terjadi  tumpang  tindih  atau dualisme  hukum  dalam  satu  masalah  khususnya  masalah  kebebasan  beragama, agar tidak konflik yang terjadi tidak berlarut-larut.  
Kata kunci: Perlindungan Konstitusional, Kebebasan Beragama
Penulis: BAGUS INDAH WAHYU UTOMO
Kode Jurnal: jphukumdd120205

Artikel Terkait :