Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan

Abstrak: Tanah gambut dikenal sebagai tanah yang sangat lunak dengan kandungan organik tinggi (≥75%). Tanah gambut memiliki  perilaku  yang  kurang  menguntungkan,  yaitu  daya  dukung  yang  rendah  dan  pemampatan  yang  besar. Metode perbaikan tanah, seperti: preloading dengan beban tambahan, kolom pasir, dan galar kayu telah dilakukan untuk  meningkatkan  perilakunya.  Hanya  saja,  metode  tersebut  tidak  ramah  lingkungan  karena  menggunakan banyak tanah dan kayu. Karena itu, metode stabilisasi menggunakan kapur telah dikembangkan untuk meningkat-kan  perilaku  gambut.  Makalah  ini  menyajikan  efektivitas  penggunaan  abu  sekam  padi  (RHA)  dan  Fly  Ash  (FA) sebagai  pozolon  untuk  dicampurkan  dengan  CaCO3  sebagai  bahan  stabilisasi  dan  pengaruh  Usia  stabilisasi  terhadap  perilaku  tanah  gambut  yang  distabilisasi.  Dalam  studi  ini,  digunakan  10  %  Admixture-1  (30%  CaCO3 +70%  RHA)  dan  10%  Admixture-2  (30%  CaCO3  +70  %  FA).  Pada  usia  stabilisasi  20-45  hari,  perilaku  tanah gambut yang distabilisasi meningkat secara signifikan. Pada usia peram diatas 45 hari perilaku gambut yang dista-bilisasi menurun karena adanya perubahan jelly CaSiO3 menjadi kristal dan terjadinya dekomposisi serat gambut. Meskipun dua jenis admixture tersebut memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan perilaku gambut berserat, tetapi  Admixture-2  menunjukkan  hasil  yang  lebih  menjanjikan  karena  ukuran  butirannya  yang  lebih  halus  dan kemudahannya dalam pelaksanaan pencampuran.
Kata-kata Kunci:  Abu  sekam  padi,  Abu  terbang,  CaCO3,  Jelly  CaSiO3,  Gambut  berserat,  Stabilisasi,  Usia stabilisasi
Penulis: Noor Endah Mochtar
Kode Jurnal: jptsipildd140017

Artikel Terkait :