ANALISIS KEMAMPUAN LAYAN JEMBATAN RANGKA BAJA SOEKARNO – HATTA MALANG DITINJAU DARI ASPEK GETARAN, LENDUTAN DAN USIA FATIK
ABSTRACT: Dalam perencanaan
berdasarkan batas layan (PBL), beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk
mengetahui tingkat batas layan Jembatan Soekarno-Hatta: deformasi permanen dari
komponen struktur jembatan, vibrasi yang terjadi sehingga menimbulkan
instabilitas struktural, bahaya permanen termasuk korosi dan fatik yang
mengurangi kekuatan struktur dan umur layan jembatan. Ditinjau dari aspek
getaran, dari penelitian didapatkan frekuensi natural aktual jembatan sebesar
2,184 Hz pada mode pertama, dan 3,325 Hz pada mode kedua , sedangkan frekuensi
natural teoritis jembatan sebesar 3,479 Hz pada mode pertama dengan tingkat
partisipasi sebesar 78,2 % arah sumbu y. Dari nilai frekuensi natural tersebut,
kondisi jembatan dapat dievaluasi dalam 2 penilaian. Penilaian pertama
berdasarkan besar penurunan kapasitas jembatan dengan kesimpulan bahwa Jembatan
Soekarno-Hatta bentang 60 meter tergolong pada nilai kondisi buruk dengan jenis
kerusakan berat/struktural (Drel: 37,22%; Dkap: 60,58%), pada penilaian kedua
berdasarkan nilai perbedaan frekuensi ∆f alami terukur dengan frekuensi alami
teoritis, jembatan tergolong pada kondisi kurang dimana telah terjadi retak
struktural (∆f: 1,295 Hz). Ditinjau dari aspek lendutan, jembatan sudah tidak
memenuhi syarat. Karena lendutan statis atau lendutan yang terjadi dari kondisi
awal jembatan setelah selesai dibangun hingga saat penelitian terakhir telah
jauh melebihi syarat batas lendutan sebesar 6 cm dan telah terjadi lendutan
permanen (∆: 20,8 cm). Ditinjau dari aspek usia fatik, sisa usia fatik jembatan
adalah 14,206 tahun, dan sudah jauh
melewati batas usia fatiknya yang direncanakan hanya 25 tahun.
Penulis: Sarjono Anwar Ardhi,
Tri Cahyo Utomo, Ari Wibowo, Indradi Wijatmiko
Kode Jurnal: jptsipildd140024