Struktur Kecepatan Gelombang S antara Episenter Gempa Bumi C022801L dan Stasiun Observasi KDAK dan INK melalui Analisis Seismogram
Abstrak: Analisa kuantitatif
atas seismogram berupa pengukuran waktu tiba gelombang S pada jarak episentral
dekat adalah tidak mudah, karena gelombang S tiba dekat dan tenggelam dalam
gelombang Love, sehingga penentuan waktu tiba S menjadi tidak jelas. Dalam
penelitian ini struktur kecepatan S diinvestigasi melalui analisa seismogram
gempa C022801L dengan seismogram sintetiknya di stasiun KDAK, Alaska dan INK,
Kanada. Seismogram terukur dibandingkan terhadap sintetiknya dalam domain waktu
dan ketiga komponen ruang secara simultan. Seismogram sintetik dihitung dengan
program GEMINI. Input awal untuk menghitung seismogram sintetik adalah model
bumi PREMAN dan solusi CMT dari gempa tersebut. Filter low-pass Butterworth
dengan frekuensi sudut pada 20 mHz dikenakan pada seismogram observasi dan
sintetik. Pengamatan menunjukkan penyimpangan nyata pada waktu tempuh dan
waveform beberapa fase gelombang, yaitu gelombang S, gelombang permukaan Love
dan Rayleigh dan gelombang ScS. Penelitian ini menunjukkan, bagaimana pekanya
waveform terhadap struktur bumi. Penelitian ditujukan untuk menyelesaikan
diskrepansi yang dijumpai pada gelombang-gelombang S, Love dan Rayleigh dan
ScS, di stasiun observasi KDAK. Untuk mendapatkan pengepasan seismogram
diperlukan koreksi atas struktur kecepatan S dalam model bumi, yaitu perubahan
ketebalan kulit bumi. model kecepatan h di upper mantle meliputi gradient
kecepatan βh dan besar koesien-koesien order nol untuk h dan v atas diskrepansi
pada gelombang permukaan Love dan Rayleigh. Koreksi atas penyimpangan pada
gelombang S dilakukan pada sistim perlapisan bumi dari upper mantle hingga
kedalaman 630 km, sedangkan untuk fase gelombang ScS koreksi dilaksanakan
hingga kedalaman CMB (2890 km). Fitting seismogram diperoleh pada waveform
berbagai fase gelombang, yaitu gelombang S, ScS dan gelombang permukaan Love
dan Rayleigh, baik pada waktu tempuh osilasi utama dan jumlah osilasi, khususnya
pada gelombang Love. Hasil ini menunjukkan bahwa anisotropi terjadi tidak hanya
di upper mantle tetapi hingga lapisan bumi yang lebih dalam, hingga CMB.
Penulis: Bagus Jaya Santosa
Kode Jurnal: jpfisikadd070037