EVALUASI KEBIJAKAN BEROBAT GRATIS DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROPINSI JAMBI

ABSTRAK:    Pada  era  Desentralisasi  Pemerintah  Daerah memilki  kewengan  lebih  luas  dalam  memilih  bentuk  kebijakan yang  sesuai  dengan  kebutuhan  daerah.  Berlandaskan  hal  itu Pemerintah kabupaten Tanjung Jabung Timur menerbitkan Surat Keputusan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 04 tahun 2005 tentang Pembebasan biaya berobat di Puskesmas dan Puskes-mas  Pembantu.  Permasalahan  yang  ada  adalah  sumber  dan alokasi pembiayaan untuk mendukung Kebijakan tersebut. Selain itu juga ketepatan sasaran dari program yang dibiayai Pemerin-tah. Untuk itu perlu evaluasi sehingga didapat suatu fakta yang dapat  digunakan  untuk  perbaikan  dimasa  yang  akan  datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme  pembiayaan,ketepatan  sasaran  dan  efisiensi  dari      kebijakan.
Metode:  Rancangan  penelitian  ini  adalah  Studi  kasus  dengan jenis eksplanatori melalui pendekatan  kuantitatif dan kualitatif. Unit analisis adalah  Pemerintah  Daerah,  Puskesmas  dan  Puskesmas Pembantu. Subyek penelitian adalah Anggota DPRD, Kepala Dinas Kesehatan,  Kepala  Bappeda,  Kepala  Puskesmas,  Petugas Puskesmas /Pustu dan masyarakat. Besar sampel untuk mengukur ketepatan  sasaran  ditentukan  dengan  stratified  sampling.  Pur-posive  Sampling  digunakan  untuk  metode  kualitatif.  Metode pengumpulan data dengan isian kuesioner, wawancara mendalam dan ceklist dokumen. Data dianalisis secara kualitatif dan diperkuat dari  data kuantitatif  dalam  bentuk  proporsi.
Hasil: Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengaloka-sikan  biaya  dalam  bentuk  dana  operasional  puskesmas  dan alokasi  obat  serta  Insentif.  Lambatnya  waktu  realisasi  dana sehingga  puskesmas  memakai  sumber  alternatif  yaitu  dana Askseskin.  Dana  Operasioanal  kurang  mendukung  untuk  pela-yanan  gratis  sementara  tidak  ada  pemisahan  yang  jelas  antara pengguna  askeskin  dan  gratis.  Hal  ini  menimbulkan  tumpang tindih biaya yang berpotensi inefisiensi. Regulator Kurang mela-kukan  pengawasan  dan  pembinaan.  Komposisi  pengguna layanan sebagian besar adalah masyarakat non-miskin. Masyarakat miskin lebih banyak memanfaatkan pelayanan gratis di Pustu jika  dibanding  puskesmas.
Kesimpulan: Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur belum menerapkan  prinsip jaminan  kesehatan  yang  baik  dalam pembiayaan kesehatan untuk mendukung kebijakan berobat gratis. Misalokasi  terjadi  karena  masyarakat  non-miskin  lebih  banyak mengakses  layanan  gratis.  Kenyataan  tersebut  menimbulkan besarnya potensi inefisiensi dalam penggunann  dana  pemerintah.
Kata Kunci:  Kebijakan berobat gratis, Pembiayaan, Ketepatan sasaran  dan  efisiensi
Penulis: Hendriyanto, Julita Hendrartini, Juanita
Kode Jurnal: jpkesmasdd130162

Artikel Terkait :