DAMPAK SUNAT PEREMPUAN
Dampak Sunat Perempuan sangat besar. Menurut Wiknjosastro dkk (2006)
beberapa bentuk FGM dapat menyebabkan rasa sakit kronis setiap kali melakukan
hubungan seks, infeksi radang panggul yang berulang-ulang dan persalinan lama
maupun macet.
Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari FGM, yaitu sebagai
berikut:
Dampak jangka pendek
- Pembengkakan pada jaringan sekitar vagina yang akan menghalangi proses pembuangan cairan.
- Infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril, serta kontaminasi luka karena air seni.
- Pendarahan parah dan shock.
- Pembuluh darah dari klitoris dapat mengalami pendarahan.
- Terjadi infeksi.
- Tercemarnya darah oleh racun dari alat yang tidak steril.
- Dan kerusakan pada jaringan disekitar klitoris serta labia yang setelah beberapa waktu akan menyebabkan tersumbatnya urine yang berimplikasi pada infeksi serius.
Dampak jangka pendek yang dapat ditimbulkan akibat sunat perempuan sangat
mungkin dapat terjadi pada setiap anak perempua. Namun banyak tempat yang
beranggapan bahwa, praktik sunat perempuan tidak berpengaruh besar terhadap
alat kelamin perempuan dan dianggap sebuah kejadian yang biasa-biasa saja.
Dampak Jangka Panjang
Menurut Irianto (2006) bahwa dampak jangka panjang dari sunat perempuan,
yaitu:
- Infeksi saluran kencing, karena terdapatnya penyakit oleh mikroorganisme.
- Dapat mengakibatkan infeksi berulang-ulang pada saluran reproduksi.
- Menyebabkan terganggunya saluran menstruasi yang menyebabkan sakit serta penumpukan residu pada vagina.
- Infeksi seviks yang menyebabkan tersumbatnya tuba fallopi yang berakibat pada kemandulan.
Sedangkan menurut Pusat Komunikasi dan Informasi Perempuan (PKIP) bahwa
dampak jangka panjang dari sunat pada perempuan, yaitu:
- Rasa sakit yang berkepanjangan pada saat berhubungan seks.
- Penis tidak dapat masuk dalam vagina sehingga memerlukan tindakan operasi.
- Disfungsi seksual (tidak dapat mencapai orgasme pada saat berhubungan seks).
- Disfungsi haid yang mengakibatkan hematocolpos (akumulasi darah haid dalam vagina), hematometra (akumulasi darah haid dalam rahim), dan hematosalpinx (akumulasi darah haid dalam saluran tuba).
- Infeksi saluran kemih kronis.
- Inkontinensi urine (tidak dapat menahan kencing).
- Dapat terjadi abses, kista dermoid, dan keloid atau jaringan parut mengeras (Kalyanamitra, 2012).
Menurut Andrews (2009) menjelaskan bahwa, mutilasi genetalia perempuan
merusak kesehatan perempuan dan mengganggu seksualitas mereka, merupakan
masalah kesehatan seksual. Selama persalinan dan kelahiran, sensitivitas yang
tinggi serta kesadaran akan budaya sangat penting dalam memberikan perawatan
yang sesuai dengan dukungan psikologis bagi wanita yang mengalami berbagai
bentuk mutilasi genetalia, terutama infibulasi. Terdapat kekurangan literatur
penelitian mengenai dampak seksual dan psikologis akibat berbagai bentuk
mutilasi genetalia yang parah jika dibandingkan dengan penelitian dan laporan
kasus mengenai komplikasi fisik selama pelahiran. Dispareunia dan kurangnya
kepuasan pada hubungan seksual sering dilaporkan pada literatur yang ada.
