Musim Hujan sebagai Faktor Risiko Kambuh pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid

Abstract: Kekambuhan pada sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS) cukup sering terjadi. Faktor risiko kambuh antara lain adalah usia serangan pertama, atopi, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena virus, dan genetik. Mekanisme kambuh juga berkaitan dengan pelepasan interleukin yang dapat dicetuskan oleh kelembaban tinggi dan suhu rendah seperti yang terjadi pada musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah musim hujan dapat merupakan faktor risiko kambuh pada anak penderita SNSS. Penelitian dengan rancangan kohort prospektif ini dilakukan selama periode Oktober 2005–September 2006 di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan subjek penelitian penderita SNSS kambuh, berusia 1−14 tahun. Dilakukan wawancara serta dicatat waktu kambuh pada musim hujan (Oktober 2005–Maret 2006) dan kemarau (April–September 2006). Kriteria kambuh berdasarkan International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC). Analisis statistik menggunakan uji perubahan McNemar. Faktor risiko kambuh ISPA dan riwayat atopi diuji dengan analisis multivariabel regresi logistik. Besar sampel berdasarkan rumus data berpasangan diperoleh sebesar 35. Terdapat 43 subjek terdiri atas 26 laki-laki dan 17 perempuan. Sebanyak 26 subjek kambuh pada musim hujan dan 7 subjek kambuh pada musim kemarau (X2=9,818; p=0,002; RR=3,71; 95% IK 2,6−9,8). Analisis multivariabel dengan regresi logistik yang mengikutsertakan faktor ISPA dan riwayat atopi tidak menunjukkan perbedaan kejadian kambuh pada musim hujan dan kemarau (p>0,05). Disimpulkan bahwa musim hujan merupakan faktor risiko terjadinya kambuh pada anak yang menderita SNSS.
Kata kunci: Kambuh, musim hujan, sindrom nefrotik sensitif steroid
Penulis: Arief Budiman, Dany Hilmanto, Herry Garna
Kode Jurnal: jpkedokterandd110048

Artikel Terkait :