FAKTOR RISIKO HEPATITIS B PADA TENAGA KESEHATAN KOTA PEKANBARU
Abstract: Penyakit hepatitis B
tergolong penyakit yang menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Penularan virus hepatitis B melalui kontak dengan produk darah. Data mengenai
pembawa HBsAg dan faktor risiko penularan VHB di Kota Pekanbaru belum ada
sehingga perlu diadakan penelitian mengenai hal tersebut. Penelitian dilakukan
secara retrospektif terhadap hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs responden
dengan cara menganalisis hasil jawaban kuesioner. Responden dibagi 2 kriteria
yaitu kriteria pernah/sedang terpapar hepatitis B dengan hasil pemeriksaan
anti-HBs positif HBsAg negatif atau HBsAg positif Anti-HBs negatif dan kriteria
tidak pernah terpapar VHB dengan hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs negatif.
Dari 110 responden, 32 orang (29,1%) hasil anti-HBs positif, HBsAg negatif, 1
orang (0,9%) hasil HBsAg positif, anti-HBs negatif. Dari analisis kuesioner,
faktor risiko penularan dari 32 orang anti-HBs positif terbanyak melalui pernah
cabut gigi yaitu sebanyak 29 orang (90,6%) diikuti dengan pernah tertusuk jarum
bekas/tidak steril sebanyak 18 orang (56,2%). Hanya 3 (9,3%) dari 32 orang
pernah menderita hepatitis B sebelumnya. Pada 1 orang dengan HBsAg positif,
faktor risiko penularan melalui tertusuk jarum bekas/tidak steril, pengobatan
akupuntur, cabut gigi, dan ada anggota keluarga serumah yang pernah menderita
hepatitis B. Faktor risiko penularan terbanyak pada tenaga kesehatan di Pekanbaru
adalah melalui cabut gigi dan tertusuk jarum bekas/tidak steril.
Penulis: Rina Amtarina, A
Arfianti, Andi Zainal, Fifia Chandra
Kode Jurnal: jpkedokterandd090112