Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor pada Wanita Pasca Infark Miokard Akut
Latar belakang: Dalam 20 tahun
terakhir angka kematian kardiovaskular pada pria telah jauh menurun namun pada
wanita cenderung menetap. Kesenjangan penurunan angka kematian antar gender ini
terutama tampak pada kelompok umur di bawah 55 tahun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui angka Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pasca Infark Miokard
Akut (IMA) pada wanita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta untuk
melihat adanya perbedaan karakteristik pasien wanita pasca IMA sesuai kelompok
umur yang potensial menimbulkan perbedaan dalam outcome.
Metode. Penelitian ini merupakan suatu studi Kohort restrospektif melalui
analisa rekam medis. Subjek merupakan seluruh pasien wanita yang dirawat di
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) Jakarta selama periode
Januari-Desember 2007 dengan diagnosa IMA. Follow updilakukan pada
Februari-Maret 2009 untuk menilai adanya KKM.
Hasil. Proporsi wanita dengan Sindroma Koroner Akut (SKA) mencapai 22,4%
dari seluruh pasien. Terdapat sejumlah 168 pasien dengan diagnosis IMA yang
diikuti selama 14-26 bulan (rerata 16,6 bulan). KKM terjadi pada 51,7% subjek.
Angka kematian di dalam rumah sakit sebesar 16,7% dan angka kematian
keseluruhan selama pengamatan mencapai 30,9%. Faktor prediktor terjadinya KKM
adalah adanya Diabetes Melitus (DM) dengan HR 2,293 (95% CI: 1,099-4,783
p=0,027), serta lesi koroner 3 vessel/Left Main diseasedengan HR 4,217 (95% CI:
1,907-9,280 p<0,001). Analisa terpisah menurut kelompok umur menunjukkan
bahwa pada kelompok wanita usia > 55 tahun faktor prediktor KKM adalah DM,
riwayat angina sebelumnya dan juga lesi 3 vessel/Left Main disease. Sedangkan
pada kelompok usia < 55 tahun adanya KKM tidak dapat diprediksi oleh faktor-faktor
yang diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan. IMA pada wanita secara keseluruhan memiliki angka KKM dan
kematian yang cukup tinggi pada semua kelompok umur. IMA pada kelompok wanita
usia muda merupakan kelompok risiko tinggi yang memiliki spektrum penyakit
tersendiri yang sulit diprediksi oleh faktor risiko tradisional.
Penulis: Siska Suridanda
Danny, Poppy S. Roebiono, Amiliana Mardiani Soesanto, Manoefris Kasim
Kode Jurnal: jpkedokterandd090041