PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK BATU MARMER DARI GUNUNG BATU NAITAPAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PADA CAMPURAN PAVING BLOCK
ABSTRAK: Penambangan batu
marmer pada Gunung Batu Naitapan menghasilkan limbah berupa serbuk gergajian batu
marmer. Serbuk marmer
merupakan bahan yang
banyak tertimbun dan pemanfaatannya masih
relatif kecil. Melihat
potensinya, limbah serbuk
marmer dapat diupayakan untuk
digunakan sebagai bahan
bangunan alternatif yakni
sebagai agregat halus pengganti pasir
dalam pembuatan paving
block. Penggantian pasir
dengan serbuk marmer tentu
akan mempengaruhi sifat
fisis dari paving
block, sehingga penelitian
ini mencoba mencari tahu besar
kuat tekan dan serapan air paving block yang menggunakan agregat halus serbuk
marmer.
Benda uji penelitian berupa paving block
dengan dimensi 20 x 10 x 6 cm sebanyak 60 benda uji dengan 2 perlakuan
penggantian serbuk marmer yaitu 50% dan 100% dari berat pasir dan menggunakan
tekanan pemadatan sebesar 50 kg/cm2 pada variasi perbadingan campuran 1:2, 1:4, 1:6,
1:8 dan 1:10.
Untuk mengetahui kualitas
paving block tersebut,
maka dilakukan pengujian kuat
tekan dan serapan air pada umur 28 hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dengan tekanan
pemadatan yang sama, paving block dengan
penggantian serbuk marmer
100% menghasilkan nilai
kuat tekan yang
lebih tinggi dibandingkan paving block dengan penggantian serbuk marmer
50%. Serapan air yang dihasilkan
paving block dengan
penggantian serbuk marmer
100% lebih kecil
dibandingkan pada penggantian serbuk marmer 50%. Besar nilai kuat tekan
paving block pada umur 28 hari dengan
penggantian serbuk marmer
100% adalah sebesar
39,75 MPa, 34
MPa, 25 MPa,
20 MPa dan 14 MPa masing – masing berturut – turut pada perbandingan
campuran 1:2, 1:4, 1:6, 1:8 dan 1:10.
Dengan besar nilai
serapan air berturut
– turut untuk
masing – masing perbandingan campuran
tersebut adalah sebesar
7%, 7,45%, 7,48%,
7,51% dan 7,59%. Sedangkan besar
nilai kuat tekan
paving block dengan
penggantian serbuk marmer
50% adalah sebesar 38,75
MPa, 25,50 MPa,
15 MPa, 11
MPa dan 10
MPa masing –
masing berturut – turut
pada perbandingan campuran
1:2, 1:4, 1:6,
1:8 dan 1:10.
Dan besar nilai serapan
air berturut –
turut untuk masing
– masing perbandingan
campuran tersebut adalah sebesar 8,15%, 8,88%, 9,09%, 9,29% dan
9,31%.
Penulis: Elia Hunggurami,
Meriyanti FlowrindaLauata, Sudiyo Utomo
Kode Jurnal: jptsipildd130015