MANAJEMEN PERSIMPANGAN JALAN DI KOTA SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA
Abstract: Seiring denganpertumbuhan
daerah, sistem prasarana transportasi jalan di Kota Sukadana diselenggarakan
dengantujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,
cepat,lancar, tertib, teratur, nyaman dan efisien. Selain itu, diharapkan
sistemtransportasi terpadu mencapai seluruh pelosok wilayah daratan untuk
menunjangpemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak
danpenunjang pembangunan daerah. Oleh karena itu, diperlukan suatu
studipenanganan persimpangan pada jalan kota yang diharapkan dapat
melihatpermasalahan secara nyata dan dapat digunakan untuk membandingkan
permasalahanyang terjadi. Untuk menentukan penanganan persimpangan jalan
digunakan metode AHP(Analytical Hierarchy Process). Pada penelitian ini, para
PemangkuKepentingan/pengambil keputusan (stakeholder) merupakan nara sumber.
Langkah yang diambil yaitu dengan caramelakukan penyebaran kuisioner, kemudian
menentukan bobot masing-masingkriteria dan subkriteria permasalahan.
Kriteria-kriteria permasalahan yangdiambil yaitu kinerja persimpangan, hirarki
persimpangan jalan, akses ke modatransportasi lain, akses ke pusat kota dan
kapasitas persimpangan. Hasilakhirnya adalah penyusunan ranking prioritas
kriteria permasalahan danprioritas persimpangan yang perlu dilakukan penanganan
di Kota Sukadana sebagai daerah kasus. Berdasarkan analisistingkat kinerja
persimpangan jalan di KotaSukadana, pada persimpangan jalan di KotaSukadana
mempunyai nilai DS (Derajat Kejenuhan) dari tahun 2010 s.d. 2030kurang dari
0,85. Sedangkan berdasarkan analisis tingkat pelayanan, limasimpang jalan yang
ada di Kota Sukadanadari tahun 2010 s.d. 2030 berada pada tingkat pelayanan A
dan B. Selain itu,berdasarkan persepsi para responden (stakeholder) dan hasil
perhitungan, diperoleh bobot masing-masing kriteriapermasalahan sebesar 31,4%
untuk kriteria kinerja persimpangan, selanjutnya akseske moda transportasi lain
22,4%; keterpaduan hirarki persimpangan 20,3%; kapasitaspersimpangan 14,5% dan
akses ke pusat kota 11,4%. Untuk penangananpersimpangan, simpang tiga Tugu
Durian menjadi prioritas utama dengan bobot4,146.
Penulis: Rista Rusjuniati,
Ferry Juniardi, Heri Azwansyah
Kode Jurnal: jptsipildd130037