Uji Kebenaran Enam Kultivar Cabai Keriting (Capsicum annuum L.)
Abstract: Cabai adalah salah
satu sayuran yang paling penting di Indonesia, terutama pada pemanfaatannya
yang luas dan bernilai ekonomi tinggi. Permintaan untuk menanam sayuran asal
Amerika Selatan ini selalu tinggi, meningkatkan pelaporan praktek-praktek
pelanggaran dalam pasokan benih, dalam bentuk sengaja mengurangi atau mengubah
kemurnian kultivar, yang melanggar
praktik bisnis yang baik. Untuk menanggulangi praktek pelanggaran seperti itu, kontrol rutin pada benih yang dijual di
tingkat petani perlu dilakukan. Sayangnya, prosedur standar untuk kontrol
tersebut belum tersedia di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan prosedur yang dapat dianggap sebagai awalan dan mungkin
menjadi pembahasan pada perkembangan selanjutnya.
Enam kultivar cabai dikumpulkan dari pasar terbuka. 'Lado',
yang merupakan produk populer
dari East West
Seed, diperoleh dari
pasar di Medan
(A1), Makassar (A2), Tangerang (A3), dan Mataram (A4). 'Princess-06',
sebuah produk dari PT Benih Inti Subur Intani, diperoleh dari Lembang (B1),
Sleman (B2), dan Mataram (B3). Empat kultivar berikutnya adalah produk dari P T
Oriental Seed Indonesia. 'OR Charming' diperoleh dari Serang, dan 'OR Twist
22', 'OR Twist 33', dan 'OR Twist
42' diperoleh dari
Magelang. Dua lokasi
yang dipilih untuk penelitian ini: Krukut, Depok, Jawa
Barat, dari bulan Mei hingga Oktober tahun 2012 (+ 90 m dpl) dan Cikole, Lembang, Jawa Barat, dari bulan Mei hingga
November 2012 (+ 1.250 m dpl).
Keseragaman dalam dan di antara sumber-sumber pasar dalam satu kultivar
diuji berdasarkan karakter fenotipik kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan
karakter yang sama, kesesuaian pada deskripsi dari masing-masing kultivar juga
diuji.
Keseragaman dalam dan di antara sumber-sumber pasar dari kultivar yang
sama terbukti sah, berdasarkan karakter kualitatif maupun kuantitatif. Hasil
ini didasarkan pada analisis
varians untuk sifat
kuantitatif dan didukung dengan analisa komponen utama. Ambang batas
untuk sifat kuantitatif, memperhitungkan penyimpangan maksimum 5% dari jumlah
sampel.
Uji kebenaran deskripsi berdasarkan pada karakter kualitatif menyimpulkan
bahwa hampir semua ciri sesuai dengan deskripsi masing-masing kultivar.
Beberapa perbedaan diasumsikan sebagai hasil salah tafsir. Namun, pada karakter
kuantitatif menunjukkan performa lebih rendah di kedua lokasi, performa diamati
untuk semua sampel pada semua variabel kuantitatif dengan hanya sejumlah kecil
outlier (pencilan). Hasilnya menimbulkan dugaan bahwa uji performa untuk
pendaftaran kultivar dilakukan di bawah lingkungan yang sangat berbeda dengan
lingkungan pada penelitian ini, dan hasil ini menimbulkan isu ketidakstabilan.
Kata kunci: uji kebenaran
deskripsi, cabai, agromorfologi, uji keseragaman
Penulis: Fahrudin, Panjisakti
Basunanda, dan Aziz Purwantoro
Kode Jurnal: jppertaniandd130031