Pengaruh Abu Sabut Kelapa Terhadap Ketersediaan K di Tanah dan Serapan K pada Pertumbuhan Bibit Kakao
Abstract: Peningkatkan
produksi kakao dengan upaya ektensifikasi pada lahan marginal terus dilakukan,
kegiatan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah guna peningkatan produksi
kakao terkendala dengan harga pupuk yang mahal dan kelangkaan. Oleh karena itu
diperlukan alternatif sebagai pengganti pupuk berupa pupuk organik yang berasal
dari limbah tanaman. Alternatif untuk mengganti pupuk KCl adalah dengan abu
sabut kelapa yang memiliki kandungan K yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian abu sabut kelapa terhadap ketersediaan K
dalam tanah dan untuk mengetahui serapan K pada pertumbuhan bibit kakao.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Tridarma Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan
Februari – Juni 2012. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktor tunggal yang terdiri enam perlakuan dengan tiga ulangan.
A01(kontrol 1) = KCl 100% rekomendasi, A02 (kontrol 2) = tanpa pupuk abu dan
KCl, A1 = abu sabut kelapa setara 50% rekomendasi KCl, A2 = abu sabut kelapa
setara 100% rekomendasi KCl, A3 = abu sabut kelapa setara 150% rekomendasi KCl,
A4 = abu sabut kelapa setara 200% rekomendasi KCl. Keseluruhan terdapat 15
satuan percobaan. Dilakukan analisis awal pada tanah dan abu sabut kelapa.
Parameter pengamatan meliputi kesuburan tanah setelah inkubasi (pH, BO, KPK dan
K tersedia tanah), kesuburan tanah setelah tanam (K tersedia dan pH tanah),
serapan K. analisis dilakukan dengan sidik ragam pada uji jarak ganda Duncan
taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 200% abu sabut kelapa efektif
meningkatkan K tersedia tanah hingga umur 4 bulan setelah tanam. tetapi tidak
berbeda nyata dengan 150% abu sabut kelapa. Perlakuan 200% abu sabut kelapa
(39,25 g ) memperlihatkan ketersediaan K dalam tanah tetap tinggi pada 4 bulan
setelah tanam tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 150% (29,44 g) dan
100% (19,64 g) abu sabut kelapa. Dosis 200% (39,25 g) abu sabut kelapa
menunjukkan serapan K tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan dosis 150%
(29,44 g) dan 100% (19,64g) abu sabut kelapa.
Kata Kunci: abu sabut kelapa,
ketersedian, pertumbuhan, bibit kakao
Penulis: Sitti Risnah, Prapto
Yudono, dan Abdul Syukur
Kode Jurnal: jppertaniandd130035