PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELESTARIAN TRADISI SURAN MBAH DEMANG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI MODINAN, BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN
Abstrak: Setiap masyarakat
mempunyai kearifan lokal
sendiri-sendiri. Kearifan lokal terwujud dalam berbagai adanya
nilai-nilai budaya, tradisi, dan kehidupan mereka sendiri. Seperti halnya
tradisi Suran Mbah
Demang yang sampai
saat ini masih
kuat kearifan lokalnya. Tradisi
ini dilaksanakan setahun
sekali. Berdasarkan hal
tersebut, maka penelitian ini
bertujuan 1) untuk mengetahui prosesi acara tradisi Suran Mbah Demang, 2) untuk
mengetahui kearifan lokal yang ada dalam tradisi Suran Mbah Demang, 3) untuk mengetahui
partisipasi masyarakat pada prosesi tradisi Suran Mbah Demang. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif
dan dijabarkan secara
deskriptif dengan sumber data
dalam penelitian ini
dari keturunan Mbah
Demang, Lurah Desa,
dan masyarakat.
Tahapan-tahapan yang memerlukan
beberapa unsur metodis,
antara lain: teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara terstruktur, dan tidak
terstruktur, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik validitas data menggunakan
triangulasi, ketentuan pengamatan dan
diskusi dengan teman.
Kemudian analisis datanya menggunakan analisis interaktif dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan penting. Pertama, prosesi tradisi
Suran Mbah Demang
diawali dengan tahlilan
dari tanggal 1
Muharram (Sura) sampai 7
Muharram (Sura), malam
harinya tanggal 7
Muharram (Sura) kirab budaya, sholawatan, yang terakhir mandi
di Sumur Tobat Maring Allah. Kedua, Tradisi Suran Mbah Demang adalah kearifan
lokal yang ada diDesa Banyuraden. Kearifan lokal terlihat pada
1) Trah keturunan
Mbah Demang yang
masih menjadikan Kitab Bendhe sebagai pedoman hidup, 2)
pelestarian Sumur Tobat Maring Allah sehingga airnya selalu asri. Ketiga,
adanya partisipasi. Partisipasi tersebut berupa uang dari Trah Mbah Demang, infak, dan
anggaran dari Dinas
Kebudayaan. Partisipasi harta
yaitu segala sarana
dan prasarana penunjang acara
tradisi Suran Mbah
Demang. Partisipasi tenaga
dari seluruh masyarakat, trah
Mbah Demang, dan masyarakat pendatang baik dari awal maupun akhir. Kemudian yang
terakhir partisipasi keterampilan
itu terlihat pada Kirab
Budaya yang didalamnya terdapat
kesenian-kesenian yang merupakan
kreatifitas dari warga masyarakat Banyuraden.
Seperti adanya jathilan,
wayangan, tari-tarian, hadroh,
ogohogohdan lainnya.
Kata Kunci: Partisipasi,
Kearifan Lokal, Tradisi Suran Mbah Demang
Penulis: LISTIANA SULISTYOWAT
Kode Jurnal: jpsosiologidd130101