KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DAN TANTANGAN - TANTANGAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA DEWASA INI
ABSTRACT: Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara mengenai pendidikan telah menjadi citra tersendiri bagi sejarah
pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikannya menampilkan kekhasan kultural
Indonesia dan menekankan pentingnya pengolahan potensi-potensi peserta didik
secara terintegratif. Pada titik itu pula, konsep pendidikannya sungguh
kontekstual untuk kebutuhan generasi Indonesia pada masa itu.
Kini gagasan dan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang begitu
berharga dan humanis pada masa dulu, menjadi terasa begitu klasik dan nyaris di
lupakan. Itu lantaran pendidikan di Indonesia pada masa kini lebih dominasi
kognitif dan jauh dari nuansa terintegratif sehingga reduktif terhadap hakekat
pendidikan dan kemanusiaan. Mengapa demikian? Ada sementara pihak yang meyakini
bahwa hal itu terkait dengan upaya lembaga pendidikan dalam praksisnya yang
terlalu terfokus pada upaya untuk menyiasati ujian sekolah ataupun Ujian
Nasional (UN), dan bukan untuk membentuk manusia yang otentik, berkepribadian
dan peka terhadap dunia di luar sekolah.
Padahal, pendidikan dalam konteks yang sesungguhnya, sebagaimana diyakini
juga oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah menyangkut upaya memahami dan menganyomi
kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas
pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, menawarkan
pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog. Semuanya itu dimaksudkan
untuk memantik dan mengungkapkan gagasan-gagasan peserta didik tentang suatu
topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara
paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh murid. Dalam perspektif itulah
Ki Hadjar memaknai pendidikan sebagai aktivitas “mengasuh”.
Penulis: Bartolomeus Samho,
Oscar Yasunari
Kode Jurnal: jpadministrasinegaradd090037