PENGERTIAN DEHIDRASI MENURUT PARA AHLI

Terdapat Beberapa pengertian dehidrasi menurut para ahli dan jenis-jenisnya yang beragam. Pengertian Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidrasi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan terlalu banyak, tidak cukup minum, atau keduanya. Muntah dan diare adalah penyebab umum dehidrasi. Olahraga, cuaca panas, penyakit ginjal, dan obat-obatan (diuretik) juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang dehidrasi:
  1. Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler (Lynda Jual Carpenito, 2000).
  2. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).
  3. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992).
  4. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994)
Kekurangan cairan dalam tubuh bisa dibagi menjadi 3 bagian yang umum kita kenal yaitu:
  1. Dehidrasi Ringan. Yaitu kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula. Tanda ciri dehidrasi yang masuk dalam kategori ini bisa kita kenali dengan gejala-gejala semacam mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan kering, sakit kepala. Pada anak atau bayi tanda cirinya bisa dikenali dengan bayi menjadi rewel dan juga bayi menangis, mata terlihat cekung, meningkatnya rasa haus.
  2. Dehidrasi Sedang. Kehilangan cairan 5% dari berat badan semula. Ciri dehidrasi sedang terlihat dengan orang yang mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus, produksi urin sedikit dan mulai berwarna kuning tua, silau melihat sinar, suhu tubuh meningkat (demam).
  3. Dehidrasi Berat. Kehilangan cairan 8% dari berat badan semula. Gejala orang mengalami dehidrasi berat adalah sebagai berikut : urine berwarna kuning gelap sampai oranye tua, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, kondisi fisik sangat lemah, lidah bengkak, nadi cepat (takikardia), elastisitas hilang, mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal, kulit kering, terkadang bisa sampai terjadi pingsan.
Sedangkan klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis:
Dehidrasi Isotonik      
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya tetap   normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.
Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel.
Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.
Dalam dunia medis dan kesehatan klasifikasi tingkatan dehidrasi terbagi menjadi:
  • Dehidrasi Isotonik. Hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
  • Dehidrasi Hipotonik. Hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.
  • Dehidrasi Hipertonik. Yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).

Artikel Terkait :