TATANIAGA IKAN KERAPU HIDUP DI KAWASAN SEGITIGA BATAM, TANJUNG PINANG DAN SINGAPURA (BATASI) : TINJAUAN ASPEK SOSIOLOGI
ABSTRACT: Ikan kerapu hidup
telah menjadi merek dagang (brand) dan ikon bagi masyarakat daerah sekitar
kepulauan Batam, Tanjung Pinang dan Singapura (BaTaSi). Keunggulan ikan kerapu
hidup adalah harganya yang sangat tinggi dan pangsa pasarnya tak terbatas.
Pasar kerapu semakin meluas seiring meningkatnya minat penduduk Asia Timur
untuk mengonsumsi ikan ini. Tingginya permintaan ekspor membuat konsumen luar
negeri rela pergi ke sentra-sentra produksi kerapu di sejumlah perairan
Indonesia terutama Kepulauan Batam dan Tanjung Pinang. Tulisan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi aspek sosiologi dari tataniaga pemasaran ikan kerapu
hidup di Batam, Tanjungpinang dan Singapura (BaTaSi). Metode yang digunakan
adalah studi kasus dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Kajian
menunjukkan bahwa dalam jalur tataniaga ikan kerapu di kawasan segitiga BaTaSi
didominasi oleh dua etnis yaitu Tionghoa dan Melayu dengan strata sosial yang
tinggi serta menggambarkan hubungan sosial diantara keduanya dalam hal jaringan
sosial, perdagangan, dan kemitraan bisnis Ikan kerapu hidup. Adanya kepercayaan
dan kebiasaan mengkonsumsi ikan kerapu saat Hari Raya Imlek menjadikan harga
ikan kerapu jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
KEYWORDS: tataniaga; kerapu;
sosiologi
Penulis: Sastrawidjaja, Riesti
Triyanti, Hikmah
Kode Jurnal: jpperikanandd120706