Cost Effectiveness Upaya Penanggulangan Gizi Metode Positif Deviance dan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur 2006

Abstract: Provinsi Jawa Barat masih menghadapi masalah rawan gizi serius, terlihat pada 18.094 balita rawan pangan yang terhimpun di tiga kantong utama, Kabu- paten Cirebon (4.005), Bandung (2.991) dan Cianjur (2.670). Di Kabupaten Cianjur, balita gizi buruk dan gizi kurang ditemukan 2.670 (1,3%) dan 24.447 (11,7%) dari 208.572 balita yang ada. Tujuan penelitian ini membandingkan cost effectiveness upaya perbaikan gizi pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bersifat top down dan Positive Deviance (PD) yang besifat bottom up. Data ditinjau dari sisi provider dan perhitungan biaya peraktifitas menggunakan metoda Activity Based Costing (ABC Methode). Komponen biaya penanggulangan gizi terbesar berturut-turut adalah biaya operasional, investasi dan pemeliharaan (85%, 14,5% dan 0,3%). Metoda PD memerlukan waktu 54 hari dan metoda PMT 102 hari. Rata-rata kenaikan berat badan (BB) selama tiga bu- lan pada metoda PD (920 gram) adalah lebih besar daripada metoda PMT (650 gram). Rata-rata kenaikan BB pada bulan I. II dan II, pada metoda PD (470, 220 dan 230 gram) adalah lebih tinggi daripada metoda PMT (300, 170 dan 180 gram). Kenaikan BB balita dalam 3 bulan berdasar pita warna KMS, BB sa- ngat kurang dan kurang pada PD (54%, 17%) lebih rendah daripada PMT (78%, 22%). Nilai CER metoda PD (Rp 446.828,- /balita) terlihat lebih kecil daripada metoda PMT (Rp 768.887,-/balita). Disimpulkan bahwa metoda PD lebih cost effective daripada metoda PMT.
Kata kunci: efektifitas biaya, BB, CEA, PD, PMT
Penulis: Suharyati
Kode Jurnal: jpkesmasdd070079

Artikel Terkait :