Perilaku Menyusui Bayi pada Etnik Bugis di Pekkae, 2003
Abstract: Studi penilaian ASI
di Kabupaten Barru tahun 1998, menemukan 99,0% bayi dan balita masih mendapat
ASI. Namun, bayi baru lahir tidak diberi ASI pada jam pertama, Pemberian ASI
pada hari I (40,6%) masih rendah, masih banyak yang memberikan hari II (18,4%),
dan hari III (41,0%). Umumnya bayi mendapat kolostrom (83,2%) dan ASI (99,0%),
tetapi sekitar 75% bayi mendapat makanan prelakteal. Penelitian ini bertujuan
mengetahui perilaku menyusui bayi pada etnik Bugis Kecamatan Tanete Rilau
Kabupaten Barru. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan
paradigma etnometodologi dan interaksi simbolik. Pradigma etnometodologi
digunakan untuk mengetahui makna perilaku ibu dalam menyusui bayi menurut etnik
Bugis. Pradigma interaksi simbolik digunakan untuk mengetahui simbol terpola
berdasar Significant Others Dan Generalized Others. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perilaku menyusui orang Bugis tidak terlepas dari Siri’, dari
sudut pandang antropologi politik orang Bugis dimasa lalu. Siri’ tidak lain
dari inti kebudayaan Bugis yang mendominasi serta menjadi kekuatan pendorong
terhadap Pangngadereng selaku wujud totalitas kebudayaan Bugis. Perilaku
perempuan Bugis mulai dari hamil sampai melahirkan serta menyusui berdasarkan
Significant Others dan Generalized Others. Perilaku tersebut tidak terlepas dari
ininnawa madeceng (harapan yang baik) kepada anak yang terkait nilai normatif
masyarakat Bugis.
Penulis: Asiah Hamzah
Kode Jurnal: jpkesmasdd070080