LABA-LABA PENJARING

Laba-laba pejaring sering juga disebut sebagai laba-laba penenun atau pemintal. Dimana laba-laba pejaring ini menggunakan perutnya untuk menghasilkan semacam perangkap benang yang dirajut seperti jaring. Benang tersebut sangat lentur, lengket dan sangat kuat. Cukup kuat untuk membuat lalat, maupun capung yang terbang terjerat dan tak mampu bergerak lagi (Firmansyah D, 2011).
Laba-laba menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon sehingga tidak perlu bersembunyi. Adapun mangsa utama laba-laba adalah serangga. Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya (Anonim, 2011).
Beberapa spesies laba-laba yang membuat jaring yaitu: Nephila maculata (pada pohon kelapa), Cyrtophora moluccensis (di kebun), Cheirachantium sp (di kebun pertanian organik), Argiope catenula (di kebun sayur), Cyclosa sp (di kebun sayur), Castianeira tiranglupa, Phrurolithus ulotulisus, Oxyopes sp (di kebun teh), Famili Agelenidae, Araneidae, Tetragnathidae (di jambu) (Anonim, 2007).
Ilmuwan-ilmuwan dari University of Akron di Ohio, Amerika Serikat, melakukan uji coba untuk mencari tahu zat yang disimpan laba-laba untuk memproduksi benang sutra ini. Profesor dari University of Akron Ali Dhinojwala, Kandidat Doktor Vasav Sahni, dan Profesor Biologi Todd Blakledge ingin mengetahui zat yang membuat jaring laba-laba jadi lengket.
Penelitian mereka menunjukkan zat tersebut terbuat dari polimer yang kental dan elastis. Kekentalan dan elastisitas membantu laba-laba menangkap serangga  yang terbang dengan cepat. Mangsa pun terjebak di jaring hingga laba-laba  dapat  melahap  mereka.  Laba-laba  penenun  punya  cara  lain  melumpuhkan mangsa.  Mereka  dapat  membungkus  mangsanya  dengan  lilitan  benang  sutra.  Ini diperlukan  jika  mangsa  memiliki  alat  pertahanan  yang  berbahaya,  seperti  lebah. Cara  membungkus  ini  juga  dilakukan  laba-laba  untuk  menyimpan  mangsanya sambil menuggu waktu yang tepat untuk makan (Anonim, 2010).

Artikel Terkait :