UJI TOKSISITAS AKUT AIR REBUSAN UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST) DAN GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN HEPAR PADA MENCIT GALUR SWISS
ABSTRACT: Umbi gadung
merupakan tanaman yang digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit seperti
kusta, sifilis, keputihan, nyeri haid, anti inflamasi, reumatik dan diabetes
mellitus. Selain itu umbi gadung biasa
dikonsumsi masyarakat sebagai makanan ringan (keripik). Kasus keracunan umbi
gadung juga sering dijumpai dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui toksisitas akut dengan melihat LD50 dan gejala toksik dari air
rebusan umbi gadung (Dioscorea hispida
Dennst) serta gambaran mikroskopis organ hepar pada mencit galur swiss.Pada
penelitian ini menggunakan 42 ekor mencit galur swiss, umur 2-3 bulan dan berat
antara 20-40 gram. Hewan uji dikelompokan menjadi 7 yaitu kelompok kontrol
diberikan aquadestilata. Perlakuan I, II, III, IV, V dan VI dipejani air
rebusan umbi gadung dosis 5,46 g/Kg BB; 10,92 g/Kg BB; 21,84 g/Kg BB; 43,68
g/Kg BB; 87,36 g/Kg BB, dan 174,72 g/Kg BB. Pengamatan dilakukan 3 jam secara
intensif, dilanjutkan selama 24 jam, jika tidak ada hewan uji yang mati
pengamatan diteruskan hingga 14 hari. Hasil penelitian didapatkan potensi
ketoksikan air rebusan umbi gadung adalah
praktis tidak toksik dan nilai LD50 menurut FI edisi IV adalah 49,1439
g/KgBB. Gejala efek toksisitas akut pada mencit ditandai dengan penurunan
aktifitas dan diam pada dosis 87,36 g/KgBB dan 174,72 g/KgBB. Keadaan gemetar
mulai timbul dari dosis 43,68 g/KgBB; 87,36 g/KgBB dan 174,72 g/KgBB. Hasil
pengamatan mikroskopis pada hewan uji yang mati menunjukkan dosis air rebusan
umbi gadung yang diberikan berbanding lurus dengan degenerasi sel hepar, namun
pada hasil pengamatan setelah 14 hari pemberian air rebusan umbi gadung sudah
tidak ada kesesuian antara peningkatan dosis dengan degenerasi sel hepar.
Kata Kunci: umbi gadung, LD50, gejala toksik, mikroskopis organ hepar
Penulis: Aji Tetuko, Ria
Etikasari, Tunik Saptawati
Kode Jurnal: jpfarmasidd160603