STANDARISASI DAN EFEK ANTIKONVULSI EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR PADA MENCIT PUTIH JANTAN


ABSTRAK: Daun ubi jalar dilaporkan memiliki kandungan flavonoid yang dapat memodulasi GABAa. Hal ini berperan dalam memberikan efek antikonvulsi. Untuk itu telah dilakukan standarisasi ekstrak dan pengujian efek antikonvulsi ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) lam) pada mencit putih jantan yang diinduksi striknin dengan dosis 200, 400, 800 mg/kgbb dan diazepam sebagai pembanding. Uji standarisasi melibatkan parameter spesifik dan non spesifik sesuai dengan metode standarisasi literatur yang sah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak memiliki bentuk kental, warna hijau kehitaman, bau khas dan rasa pahit, kadar senyawa larut air 57,24%, kadar senyawa larut etanol 40,11%, kadar air 5,11%, kadar abu total 7,85%, kadar abu larut asam 5,48% dan kadar abu tidak larut asam 0,72%, dan profil kromatografi lapis tipis dari ekstrak menunjukkan flavonoid, fenolik, steroid, dan alkaloid. Parameter pengamatan efek antikonvulsi yang digunakan adalah waktu timbul kejang, waktu pemulihan, dan waktu kematian. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang signifikan, ekstrak etanol daun ubi jalar telah mampu menekan waktu timbul kejang (314,8±16,27 detik) dan menunda waktu kematian (323,8±8,10 detik) pada dosis 200 mg/kgbb. Efek antikonvulsi tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak dosis 800 mg/kgbb, dengan waktu timbul kejang (555,6±11,63 detik) dan waktu pemulihan (83,4±4,66 detik). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan dosis ekstrak daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) lam) memiliki korelasi dalam memperlama waktu timbul kejang, mempercepat pemulihan, dan menunda waktu kematian. Sehinga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis, maka semakin besar efek antikonvulsi.
Kata kunci: ubi jalar, standarisasi, antikonvulsi, striknin
Penulis: Erjon, Gita Octaria Zizba, Sari Meisyayati
Kode Jurnal: jpfarmasidd160398

Artikel Terkait :