Parameter Fisikokimia dan Analisis Kadar Original Article Allyl Disulfide dalam Ekstrak Etanol 70% Bawang Putih (Allium sativum L.) dengan Perbandingan Daerah Tempat Tumbuh Parameter
Abstrak: Bawang putih (Allium
sativum L.) merupakan salah satu tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan
menjadi obat tradisional. Produk obat tradisional dan tanaman obat yang
berkualitas ditentukan salah satunya oleh mutu dan keamanan ekstrak. Faktor
yang dapat mempengaruhi mutu salah satunya adalah daerah tempattumbuh.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa nilai parameter
fisikokimia serta kadar senyawa yang bertanggung jawab atas aktivitas
farmakologis dalam ekstrak etanol 70% bawang putih yang didapat dari dua tempat
tumbuh yaitu Bogor dan Wonosobo. Ekstrak bawang putih yang berasal dari Bogor menunjukkan
hasil kadar sari larut air 62,5684%, kadar sari larut etanol 10,0779%, minyak
atsiri 0,7477%, kadar allyl disulfide 1,8322%, kadar abu 2,3529%, dan kadar abu
tidak larut asam 0,1115%. Ekstrak bawang putih yang berasal dari Wonosobo
menunjukkan hasil kadar sari larut air 59,0007%, kadar sari larut etanol 8,9230%,
minyak atsiri 0,3400%, kadar allyl disulfide 1,6542%, kadar abu 3,0196%, dan
kadar abu tidak larut asam 0,4974%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
disimpulkan ekstrak yang mempunyai mutu paling baik adalah bawang putih yang
berasal dari Bogor dengan nilai parameter spesifik yang lebih tinggi dan nilai
parameter non spesifik yang lebih rendah.
Keywords: garlic (Allium
sativum L.), physicochemical parameters, allyl disulfide
Penulis: Rini Prastiwi, Siska,
Nila Marlita
Kode Jurnal: jpfarmasidd170500
