Jamu Pada Pasien Tumor/Kanker sebagai Terapi Komplementer
Abstrak: Untuk mengetahui
penggunaan jamu sebagai terapi komplementer pada dokter praktek jamu, dilakukan
penelitian potong lintang, non intervensi pada pasien dokter praktik jamu
komplementer-alternatif di rumah sakit, Puskesmas, dan praktik mandiri pada
jejaring dokter di Indonesia. Evaluasi dilakukan selama 10 bulan dengan
menggunakan rekam medik dokter praktek jamu serta program entri pada website
Badan Litbangkes. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif menggunakan
perangkat lunak SPSS versi 19.0. Diperoleh 71 pasien kanker dengan total 129
kunjungan, bervariasi antara 1-4 kali kunjungan per pasien. Jenis tumor/kanker terbanyak
ditemukan organ payudara (32%). Dari 71 pasien tumor/kanker, 80,3% menerima
terapi jamu; 14,1%menerima terapi kesehatan konvensional dan jamu; 2,8%
menerima terapi konvensional jamu dan kesehatan tradisional; 1,4% menerima
terapi jamu dan kesehatan tradisional. Terapi konvensional meliputi kemoterapi/antikanker,
analgetik/antiinflamasi, antibiotik, obat lambung, asam tranexamat, vitamin dan
obat hormonal. Vitamin merupakan terapi konvensional yang terbanyak digunakan,
disusul analgetik/antiinflamasi. Untuk terapi jamu (ramuan), komponen yang
paling sering diberikan adalah kunyit putih dan rumput mutiara.Ramuan dengan
komponen yang sama diberikan oleh 8 dokter yang berbeda, yaitu rumput mutiara,
kunyit putihdan bidara upas. Terdapat 51,4% pasien datang dengan kualitas hidup
baik, 40% sedang dan 8,6% buruk. Setelah mendapat 3 modalitas terapi, terdapat
79,6% pasien yang mengalami perbaikan kualitas hidup dan 20,4% yang kualitas
hidupnya menetap.
Kata kunci: Jamu; Tumor;
Kanker; Komplementer
Penulis: Siti Nur Hasanah,
Lucie Widowati
Kode Jurnal: jpfarmasidd160737