Efek Ekstrak Campuran Kulit Batang Pulai (Alstonia scholaris) dan Meniran (Phyllanthus niruri) pada Mencit Swiss Webster yang Diinfeksi Plasmodium berghei


Abstrak: Kulit batang pulai dan meniran merupakan salah satu tanaman obat yang telah diteliti kemungkinannya sebagai obat antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antimalaria dari campuran ekstrak kulit batang pulai dan ekstrak meniran sebagai tanaman obat antimalaria. Uji toksisitas akut menggunakan tikus wistar jantan dan betina masing-masing 25 ekor dengan 4 dosis perlakuan. Uji antimalaria menggunakan 72 ekor mencit yang dibagi menjadi 6 kelompok dosis yaitu kelompok CMC, DHP, dosis campuran 1330; 443,34; 147,78 mg/kg bb dan dosis pulai 1330 mg/kgbb. Semua mencit diinfeksi dengan plasmodium berghei (D0) kemudian diberi ekstrak peroral selama 14 hari. Ulas darah dengan perwarnaan giemsa diambil pada hari D1-D7 dan D14 untuk dianalisa persen parasitemia, limfosit, monosit dan granulosit. Hasil uji toksisitas akut campuran ekstrak didapatkan nilai LD50 > dari 14285 mg/kg bb (masuk dalam golongan bahan tidak beracun). Dosis yang paling efektif pada uji antimalaria bila dilihat dari persentase parasit dan diferensial leukosit adalah dosis 147,78 mg/kgbb. Campuran ekstrak kulit batang pulai dan meniran dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pada pengobatan malaria. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mengisolasi zat aktif yang berkhasiat sebagai antimalaria dan karakterisasinya sebelum direkomendasikan sebagai obat antimalaria.
Kata kunci: Antimalaria; Pulai; Meniran; Plasmodium berghei; Swiss Webster
Penulis: Putri Reno Intan, M. Wien Winarno, Nita Prihartini
Kode Jurnal: jpfarmasidd160758

Artikel Terkait :