Perbedaan Status Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Panjang Badan Bayi Neonatus


Abstract: Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi yang lahir karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan zat gizi bayi di masa pertumbuhan selama 6 bulan pertama kehidupannya. Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. Namun, cakupan ASI eksklusif di Kepulauan Bangka Belitung masih cukup rendah yaitu (59,4%) di wilayah Kota Pangkalpinang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan antara status pemberian ASI eksklusif terhadap perubahan panjang badan bayi neonatus di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Desain penelitian adalah penelitian cohort dengan jumlah sampel 34 orang ibu yang melahirkan di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang pada bulan Juni-Juli 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan pengukur tinggi badan bayi. Uji t-independent digunakan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran panjang badan bayi neonatus pada masing-masing kelompok observasi setiap 7 hari berturut-turut selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok ASI non eksklusif sebesar 55,9% (19 orang), sedangkan ASI eksklusif sebesar 44,1% (15 orang). Rata-rata perubahan panjang badan neonatus yang diberikan ASI eksklusif selama 1 bulan lebih besar yaitu 10,87 cm dibandingkan ASI non eksklusif yang hanya 8,53 cm. Hasil ini menunjukan ada perbedaan rata-rata perubahan panjang badan antara neonatus yang diberikan ASI eksklusif dan neonatus yang diberikan ASI non eksklusif.
Keywords: ASI eksklusif; neonatus; panjang badan
Penulis: Ade Devriany, Zenderi Wardani, Yunihar
Kode Jurnal: jpkesmasdd180078

Artikel Terkait :