Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Kesehatan Psikologis Remaja
Abstrak: Perceraian tidak
hanya berdampak bagi yang bersangkutan (suami-isteri), namun juga melibatkan
anak khususnya yang memasuki usia remaja, perceraian merupakan beban tersendiri
bagi anak sehingga berdampak pada psikis. Reaksi anak terhadap perceraian
orangtuanya, sangat dipengaruhi oleh cara orang tua berperilaku sebelum, selama
dan sesudah perceraian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak
psikologis pada anak akibat perceraian orangtua. Metode penelitian menggunakan
deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan
survey fenomenologis. Populasi dalam penelitian ini seluruh remaja yang
orang tuanya telah bercerai dengan rentang waktu minimal 1 tahun setelah
perceraian dengan purposive sampling
sebanyak 30. Instrumen menggunakan kuesioner dan analisa univariat. Dampak yang terjadi meliputi anak ingin
menang sendiri28 (93%), sering tidak peka terhadap lingkungan 22 (73%), mudah
marah jika orang lain tidak sesuai dengan keinginan saya 19 (63%), malu dengan
perceraian orang tua 18 (60%), sulit fokus terhadap sesuatu 15 (50%),
kehilangan rasa hormat dan mudah menyalahkan orang tua 15 (50%), tidak aman
dengan lingkungan sekitar karena tidak ada orang tua yang melindungi secara
utuh 15 (50%), melakukan sesuatu yang salah 13 (43%), tidak memiliki tujuan
hidup 12 (40%), tidak memiliki etika dalam bermasyarakat 11 (36%, lebih mandiri
24 (80%), terlatih dalam kegiatan keseharian 20 (66%), cepat bangkit jika
mengalami keterpurukan 12 (40%), Dengan demikian anak remaja dengan perceraian
orang tua menimbulkan dampak psikologis negative maupun positif. Dampak negatif
lebih banyak timbul dibandingkan dengan dampak positif.
Penulis: Ida Untari, Kanissa
Puspa Dhini Putri, Muhammad Hafiduddin
Kode Jurnal: jpkesmasdd180069