PENGARUH POLITIK TERHADAP LEGALISASI “SEMU” KELOMPOK LSL SEBAGAI POPULASI KUNCI HIV/AIDS
Abstract: Laki seks Laki (LSL)
adalah kaum minoritas dalam kelompok heteroseksual. LSL memiliki beberapa
karakteristik yaitu tertutup. Ketidakjelasan kebijakan politik menyebabkan
perbedaan persepsi oleh LSL terhadap tujuan dari kebijakan politic terkait.
Perbedaan tersebut menyebabkan beberapa legalisasi semu untuk LGBT. Kebijakan
politik yang tidak jelas juga dapat menyebabkan adanya dukungan sosial yang
negatif yang dapat menyebabkan semakin pentingnya penanganan kasus LSL sebagai
salah satu populasi kunci HIV/AIDS. Banyaknya peningkatan LSL berhubungan
dengan meningkatnya pula jumlah ODHA dari kalangan LSL. Hal tersebut karena LSL
dapat menularkan HIV/AIDS lewat perilaku seks tidak aman baik seks anal maupun
oral. Resiko yang dimiliki LSL akibat seks tidak amannya sangat besar terhadap
penularan HIV/AIDS. Adanya acara-acara yang berorientasi pada LGBT juga semakin
banyak. Salah satunya yang mendapat perhatian adalah JFC (Jember Fashion
Carnival). Kebijakan politik juga belum tegas dalam peraturan terkait upaya penanganan
LSL seperti penyelenggaraan pendampingan bagi LSL yang bersifat mengikat dalam
program penurunan angka kejadian HIV/AIDS. Pemerintah seharusnya lebih
mempertegas kebijakan terkait LSL ini agar dapat mencapai paradigma 3 zero
yaitu menurunkan angka kematian, menurunkan angka penularan dan menurunkan
angka diskriminasi
Keyword: MSM,LSL, LGBT,
politik, pagelaran budaya, devisa, public health, 3 zero, HIV/AIDS
Penulis: Zelbi Windarini
Tiraihati
Kode Jurnal: jpkeperawatandd170051